Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sumut Bebas dari Ancaman Inflasi, Jika Harga Cabai Merah Konsisten Turun

Seorang petani memanen cabai merah di kebun cabai miliknya di Kabupaten Deliserdang. Sumut diyakini terbebas dari inflasi jika harga cabai merah konsisten turun.suaratani.com-dok 


SuaraTani.com – Medan| Pengendalian inflasi di wilayah Sumatera Utara (Sumut) masih terbilang sangat baik. Meskipun dibulan ini sudah terlihat adanya kemungkinan tekanan inflasi akibat kenaikan sejumlah bahan kebutuhan masyarakat. Beberapa komoditas seperti cabai merah, minyak goreng, telur masih bertahan dengan angka yang mahal dan cenderung mengalami kenaikan belakangan ini.

Disisi lain, sejumlah kebutuhan sayur-mayur lainnya terlihat sudah mulai menunjukan adanya pemulihan. Tomat menjadi salah satu sayuran  yang mulai membaik harganya setelah sempat turun tajam sebelumnya. Selain tomat, wortel dan kentang juga mengalami pemulihan harga belakangan ini. Diantara sejumlah harga kebutuhan pokok tersebut, masih ada bawang merah beserta cabai rawit yang harganya anjlok.

Sementara itu, untuk harga cabai merah yang sempat menyentuh Rp50 ribu per kilogram (Kg), hari ini turun sangat dalam. Dimana harga cabai merah di tingkat petani dari wilayah Batubara berkisar Rp14 ribu per Kg, sementara di petani di Kabupaten Karo berkisar Rp20 ribuan per Kg. 

“Artinya harga cabai merah berpeluang untuk turun lagi dikisaran Rp30 ribuan per Kg,” kata pemerhati ekonomi Sumut Gunawan Benjamin di Medan, Senin (15/11/2021).

Sementara itu, inflasi tahun berjalan 2021 Sumut masih dibawah angka 1%. Karena itu Gunawan memprediksi di November ini Sumut memang berpeluang untuk mencetak inflasi. Tetapi sepertinya masih belum akan membuat inflasi Sumut naik dan menjauh dari angka 1% hingga penutupan akhir tahun.

“Saya melihat di bulan Desember juga tidak akan ada ancaman besar terkait potensi kenaikan harga yang tinggi. Kebijakan pemerintah yang tetap membatasi ruang gerak masyarakat di perayaan Nataru tetap menjadi salah satu indikasi bahwa Desember tidak akan jadi ancaman besar bagi laju kenaikan harga,” sebutnya.

Pada dasarnya inflasi yang tinggi bisa menjadi indikator bahwa terjadi pemulihan ekonomi yang baik. Walaupun belakangan pandemi telah menekan pertumbuhan ekonomi, namun harus disyukuri inflasi di Sumut justru bergerak dengan mencatatkan kinerja yang baik, menyesuaikan perlambatan ekonomi 2 tahun terakhir. Dengan demikian daya beli masyarakat masih terjaga.

Ini merupakan kerja keras yang membuahkan hasil. Dan meskipun tidak terlihat adanya ancaman laju inflasi yang besar di bulan depan, tetapi juga tidak bisa terus berdiam diri. Sejauh ini cabai merah masih menyisahkan ketakutan akan adanya laju inflasi yang naik secara tiba-tiba.

“Namun dari hasil pantauan kita dilapangan, sejumlah wilayah seperti Batubara, Aceh yang merupakan wilayah penghasil cabai juga sudah memasuki masa panen. Berbeda dengan kondisi sebelumnya, dimana dua wilayah ini tidak membanjiri cabainya di Pasar Induk Lau Chi, yang sempat memicu kenaikan cabai merah mencapai Rp50 ribu per Kg. *(ika)