Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kapuslitbangnak Targetkan Pelaksanaan RPIK Ciptakan Kemandirian Pakan

Kapuslitbangnak, Agus Susanto menyerahkan bantuan kambing indukan betina sebanyak 70 ekor kepada peternak yang melaksanakan kegiatan RPIK disaksikan Kepala Dinas Pertanian Deliserdang, Rahman Saleh, Rabu (8/12/2021), di Desa Suka Rende, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang. suaratani.com - junita sianturi

SuaraTani.com – Deliserdang| Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Kapuslitbangnak), Agus Susanto berharap, dengan dilaksanakannya Gelar Teknologi dan Bimbingan Teksnis Riset Pengembangan Inovasi Kolaboratif (RPIK), para peternak dapat mandiri dalam penyediaan pakan ternak.

“Target kita adalah terciptanya kemandirian pakan di kalangan peternak. Karena pakan itu menyerap anggaran dalam budidaya ternak berkisar 70 persen. Jadi, kalau pakannya itu aman (sudah mandiri), pakannya bergizi dan bermutu tetapi harganya murah, maka hilirnya para peternak bisa memelihara dengan lebih mudah, dengan produksi susu maupun daging yang lebih banyak,” kata Agus kepada wartawan, Rabu (8/12/2021), di  Desa Suka Rende, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).  

Hal itu dikatakan Agus pada acara Gelar Teknologi dan Bimbingan Teknis Program Riset Pengembangan Inovasi Kolaboratif (RPIK) Kemandirian Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal Sumatera Utara Komoditas Jagung-Kambing.

Acara tersebut antara lain dihadiri, Kepala Dinas Pertanian Deliserdang, Rahman Saleh Siregar, Camat Kutalimbaru, Loka Penelitian Kambing Potong Sungai Putih, Koordinator Program dan Evaluasi Puslitbangnak Bogor, Eko Handiwirawan, Penanggungjawab Kegiatan Pengembangan Kambing Boerka Berbasis Kawasan, Simon Eliaser Sinulingga dan para peternak kambing dan petani jagung Kutalimbaru.

Jadi hulunya, kata Agus, pakannya tersedia dalam jumlah cukup, dalam kondisi bermutu, bergizi. Karena zaman sekarang ini, tidak bisa asal memilih rumput sebagai pakan ternak khususnya kambing. 

“Kita harus mencari legum yang kadar proteinnya tinggi, yakni berkisar 25-27 persen dibanding  rumput biasa yang kadar proteinnya rendah, hanya berkisar 9-10 persen. Nah, kelebihan inilah yang harus ditangkap petani peternak. Bahkan saat ini ada istilahnya green concentrate (konsentrat dari tanaman) yang dibuat sendiri. Sehingga peternak tidak lagi mengandalkan konsentrat pabrikan yang harganya mahal,” sebut Agus.

Agus mengatakan, Program Riset Pengembangan Inovasi Kolaboratif (RPIK) Kemandirian Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal secara nasional ini diadakan di lima provinsi dengan jenis ternak dan pakan berbeda.

Kelima provinsi tersebut menurut Koordinator Program dan Evaluasi Puslitbangnak Bogor, Eko Handiwirawan, yakni Sumut dengan komoditas kambing-jagung, Banten dengan domba-jagung, Jawa Timur dengan sapi-sorgum, Sumbawa (NTB) dengan sapi-jagung dan Jawa Barat dengan komoditas itik-padi.

Di Sumut kata Eko, kegiatan pengembangan kambing potong-jagung dilaksanakan di dua kecamatan di Kabupaten Deliserdang, yakni Kecamatan Kutalimbaru, dan  Kecamatan Pancurbatu. Di Kutalimbaru dilakukan di dua desa yakni Desa Suka Rende dan Desa Perpanden. Begitu juga di Kecamatan Pancurbatu yakni di Desa Tuntungan dan Durin  Sebelang.  

“Jadi ada empat lokasi pengembangan RPIK di Sumut ini, yang kegiatannya sudah dilaksanakan sejak Juni 2021 lalu,” kata Eko.

Dikatakannya, secara nasional kegiatan RPIK ini dilaksanakan selama empat tahun (2021-2024) dengan total anggaran berkisar Rp17,9 miliar dan Rp4,1 miliar diantaranya untuk kegiatan RPIK di Sumut.

Sistem Terintegrasi

Dalam kegiatan RPIK di Sumut, kata Eko yang didampingi Penanggungjawab Kegiatan Pengembangan Kambing Boerka Berbasis Kawasan, Simon Eliaser Sinulingga mengatakan, dilakukan secara terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir yang dibagi dalam empat sub kegiatan.

Pertama,  kata Eko, sub kegiatan tanaman. Peternak dibimbing untuk mengembangkan tanaman jagung dengan benih yang  telah ditentukan begitu juga dengan pupuk yang diberikan. Tidak hanya itu, petani juga harus mengembangkan tanaman hijauan pakan ternak. 

“Jadi, ada tanaman jagung dan rumput seperti rumput indigofera yang harus dikembangkan peternak,” kata dia.

Kapuslitbangnak, Agus Susanto menyerahkan bantuan alsintan  kepada Gapoktan  Usaha Tani Bersama yang disaksikan Kepala Dinas Pertanian Deliserdang, Rahman Saleh, Rabu (8/12/2021), di Desa Suka Rende, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang. suaratani.com - junita sianturi

Kedua, sub ternak, yakni pengembangan kambing boerka dan penelitian formulasi pakan dengan sumberdaya pakan lokal, seperti pemanfaatan limbah jagung yang telah diformulasi.  

Ketiga, sub mekanisasi pertanian. Di kegiatan RPIK ini petani diberikan bantuan alsintan berupa mesin chopper rumput dan mixer untuk pengolahan pabrik pakan yang dihasilkan peneliti formulasi pakan.

Terakhir, yakni sub bagian sosial ekonomi. Dimana akan dilakukan penelitian mengenai transfer teknologi, termasuk analisa usaha, kelembagaan dan pasar. 

“Semua itu kita ajarkan ke peternak, sehingga mereka memiliki kemampuan dalam menyediakan pakan ternak secara mandiri. Kemandirian pakan inilah yang kita harapkan tercipta di kalangan peternak,” jelasnya. 

Dalam acara tersebut, Kapuslitbangnak Agus Susanto juga menyerahkan bantuan sebanyak 70 ekor indukan kambing betina untuk disilangkan dengan kabing pejantan boer kepada peternak inti di dua kecamatan tersebut.

Kemudian juga diserahkan bantuan berupa alat mesin pertanian untuk Gapoktan Usaha Tani Bersama di Kecamatan Kutalimbari. Dan, peresmian pabrik pakan hijauan oleh Kapuslitbangnak. * (junita sianturi)