SuaraTani.com – Medan| Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) (2018=100) dii bulan November tercatat sebesar 125,75 atau naik 2,06% dibandingkan dengan NTP Oktober 2021, yaitu sebesar 123,21.
Kenaikan NTP di bulan November dikarenakan Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsector mengalami kenaikan sebesar 2,59%, lebih tinggi dari indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,52%.
Kenaikan NTP November 2021 menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut Syech Suhaimi disebabkan oleh naiknya NTP pada empat subsektor, yaitu NTP subsektor Tanaman Pangan NTPP) sebesar 0,13%, NTP subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 1,45%, NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 3,66%, dan NTP subsektor Perikanan (NTPN) sebesar 0,27%.
“Sementara, NTP subsektor Peternakan (NTPT) mengalami penurunan sebesar 1,38%,” jelas Syech Suhaimi di Medan, Rabu (1/12/2021).
Syech menjabarkan, kenaikan NTP tertinggi terlihat pada subsektor NTPR, yakni sebesar 3,66%. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 4,26% dan Ib naik sebesar 0,58%. Perubahan pada It terjadi karena indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat secara rata-rata naik sebesar 4,26%, yaitu dari 164,15 menjadi 171,14. Perubahan pada Ib terjadi karena indeks IKRT naik sebesar 0,49%, yaitu dari 106,57 menjadi 107,10 dan indeks BPPBM naik sebesar 0,89%yaitu dari 107,24 menjadi 108,20.
“Kenaikan ini terutama untuk komoditas kelapa sawit (4,54%, karet (0,37%), dan kemenyan (0,07%),” paparnya.
Sementara untuk subsektor NTPP yang naik 0,13% ditopang kenaikan pada komoditas jagung sebesar 0,58%, gabah sebesar 0,08%, dan kacang tanah sebesar 0,01%. Pada subsektor Hortikultura, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTPH, diantaranya cabai merah sebesar 2,60%, kembang kol sebesar 0,07%, dan bawang daun sebesar 0,06%.
“Sedangkan untuk komoditas yang menyebabkan subsektor NTPT yang turun 1,38% didorong penurunan harga ternak babi sebesar 0,63%, ayam ras pedaging sebesar 0,50%, dan sapi potong sebesar 0,03%,” tutupnya. *(ika)