Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tahun Depan Masih Belum Menjanjikan untuk Pasar Keuangan

Analis Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin. Di tahun 2022, pasar keuangan diprediksi masih belum akan menjanjikan di tengah belum berhentinya penyebaran virus Covid-19.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Di penghujung tahun 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah di level 6.581,48 atau turun 0.29%. 

Posisi IHSG pada akhir pekan (tahun) ini memang masih lebih tinggi dibandingkan dengan kinerjanya dari sepekan yang lalu, yang ditutup di level 6.562,9 sehari sebelum natal pekan kemarin. Sementara dibandingkan dengan kinerjanya setahun lalu, kinerja IHSG pada tahun ini membaik. IHSG di akhir tahun 2020 ditutup di level 5.979,07. 

Kinerja IHSG membaik secara point to point seiring dengan proses pemulihan ekonomi nasional. Dimana IHSG selama tahun 2020 mengalami tekanan hebat setelah ekonomi RI mengalami resesi di tahun 2020. 

“Akan tetapi pemulihan IHSG pada tahun 2021 juga belum signifikan, masih dipicu oleh kekhawatiran akan gelombang Covid-19 lanjutan,” sebut analis keuangan Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (31/12/2021).

Di sisi lain, kinerja mata uang Rupiah pada perdagangan hari ini melemah di kisaran level 14.260 per US Dolar. Dibandingkan dengan kinerjanya sepekan yang lalu, mata uang garuda juga terpantau mengalami pelemahan. Karena akhir pekan yang lalu Rupiah ditutup di level 14.189 per US Dolarnya. Sementara itu kalau melihat kinerja mata uang rupiah setahun yang lalu, Rupiah tarpantau melemah secara point to point.

‘Akhir tahun  2020 itu Rupiah diperdagangkan dikisaran level 14.050 per US Dolarnya,” katanya. 

Jika membandingkan kinerjanya dalam sepekan ini, Gunawan menilai baik kinerja Rupiah dan IHSG bergerak sideways. Sementara di tahun depan, kinerja IHSG berpeluang untuk merealisasikan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tahun ini. Hal ini lebih dikarenakan oleh adanya potensi pemulihan ekonomi meskipun tengah dihantui oleh gelombang Covid 19.

Namun, mata uang Rupiah memiliki tantangan yang berbeda. Rupiah akan berhadapan dengan kebijakan Bank Sentral AS yang diperkirakan akan melakukan penyesuain besaran suku bunga acuannya. 

“Hal ini bisa berdampak pada tekanan mata uang Rupiah, karena disaat suku bunga acuan AS mengalami kenaikan, maka US Dolar akan sangat diuntungkan,” terangnya.

Secara keseluruhan tahun depan belum sepenuhnya menjanjikan harapan yang baik bagi kinerja sektor keuangan kita. Meskipun diperkirakan gejolak dipasar keuangan di tahun depan akan lebih ringan. Namun sejumlah ketidakpastian masih akan menghantui kinerja pasar keuangan nantinya. *(ika)