Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Petani Milenial Didorong untuk Kembangkan Pertanian

Petani milenial asal Tanah Karo, Agi Grasia Surbakti (25), saat menunjukkan hasil pengembangan pupuk organik cair dari olahannya, beberapa waktu lalu.suaratani.com-ist


SuaraTani.com – Medan| Pemerintah mendorong para pemuda untuk menggali keuntungan maksimal dari lahan pertanian. Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, minat pemuda terhadap pertanian sangat minim. Sebab, melihat profesi petani tidak menguntungkan dan tidak membanggakan.

Sebagai upaya mendukung bangkitnya petani di kalangan milenial Indonesia, Komando Kawasan Terpaut Pemuda Tani Indonesia (KKT-PTI) mengukuhkan 10 ribu petani muda Indonesia berasal dari 11 provinsi dan 44 kabupaten, pada beberapa waktu lalu. 

Koordinator Nasional KKT-PTI, Daenk Jamal mengatakan, kegiatan Menteri yang dihadiri Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo tersebut sejalan dengan misi KKT-PTI dalam membangkitkan semangat petani muda. Dalam kegiatan itu, situs kktpti.org, aplikasi digital Abangijo, serta program pintar pertanian (Altarian) terintegrasi berbasis teknologi, diluncurkan. 

"Aplikasi AbangIjo berfungsi untuk memasarkan hasil pertanian yang dijual melalui e-Commerce. Sementara Altarian merupakan alat pendukung pertanian yang berfungsi sebagai alat kontrol serbaguna memakai modem internet terkoneksi dengan android," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/1/2022).

Altarian ini sebagai alat pengontrol multiguna yang dapat memonitor irigasi, suhu dan PH udara, serta kelembaban tanah. Bahkan bisa juga digunakan untuk memonitor CCTV yang terkoneksi dengan internet.

“Saat ini total Mitra KKT-PTI ada di 34 Provinsi, 145 Kabupaten, dan 427 Kelompok Tani. KKT-PTI sebagai rumah Para Petani, siap sebagai Suaka untuk tani, baik perihal bibit,l dan lahan untuk petani muda. Sehingga, para petani milenial ini mampu bersaing dalam memperbaiki ekonomi mereka. Serta mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia,” katanya.

Salah satu milenial yang dikukuhkan adalah Agi Grasia Surbakti (25) asal Tanah Karo, Sumatera Utara. Ia mengembangkan Pupuk Organik Cair sekaligus pemrakarsa pupuk AG Grow. 

Menurutnya, pemahaman terkait pertanian bagi petani muda memang harus ditingkatkan. Jika bukan yang muda, katanya, siapa lagi yang akan mendukung pertanian. 

"Saya tertarik menciptakan pupuk organik cair dengan nama AG Grow adalah karena orangtua saya memang seorang petani, dan dari saya sekolah hingga kuliah saya melihat ada faktor harga pupuk yang tidak masuk akal, bahkan modalnya sangat besar untuk tanaman tanaman yang ditanam orangtua saya," katanya. 

Milenial lulusan universitas di Kuala Lumpur ini, menuturkan, mahalnya harga pupuk tersebut, Grasia mencoba menciptakan pupuk cair "AG Grow" untuk mempermudah petani dalam menanam tanaman holtikultura maupun anggrek dengan niat meningkatkan taraf hidup petani yang lebih baik.

Benson Kaban sebagai Sociopreneur yang sejak awal ikut mendukung lahirnya AG Grow mengatakan sangat tertarik upaya yang dilakukan Grasia. kami juga suda merilis profil Agi Grasia dan Pupuk AG Grow di Chanel Youtube "Peluncuran Pupuk Organik Cair "AG Grow" sebuah mahakarya dari Agigrasia Surbakti di Berastagi, Karo. 

"Saya sejak awal mendukung AG Grow menjadi sebuah Brand dan melalui badan usaha yang didirikan patungan bersama 2 orang kawan bernama PT.Agro Gegeh Persada sebagai Distributor produk AG Grow," ujarnya.

Dikatakan Benson, pihaknya akan siap memasarkan produk ini dalam tujuan sekaligus mengembangkan orang orang muda untuk berkarya, dalam hal ini ikut mendukung program Kementerian Pertanian yakni mencari 10.000 petani milenial.

"Artinya Grasia ini adalah sosok yang layak untuk diorbitkan dengan karyanya dalam menciptakan pupuk organik cair dalam mempermudah petani," pungkasnya. *(rag)