SuaraTani.com – Medan| Harga karet di tingkat petani di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dalam kurun waktu dua bulan terakhir mengalami kenaikan Rp1.500 per kilogram (kg).
Biasanya kata Berlin Batubara, salah seorang petani karet di Desa Bangkelang, Kecamatan Batang Natal, harga karet dijual Rp10.000 per kg.
“Sekarang sudah jadi Rp11.500 per kg,” ujar Berlin Batubara saat dihubungi, Senin (17/1/2022).
Sayangnya kata Berlin, kenaikan harga ini tidak bisa dinikmati maksimal karena produksi karet petani justru terbatas.
“Karena hujan terus, kadang dalam seminggu hanya bisa menderes dua hari, selama dua hari itu palingan hanya bisa dapat 10 kilogram. Jadi kadang hanya sekali dua Minggu baru dijual,” katanya.
Sementara di Kecamatan Angkola Muaratais Tapanuli Selatan, harga karet di tingkat petani ke pengepul hanya berkisar Rp8.500 hingga Rp10.000 per kg.
“Sementara harga dari pengepul ke pabrik itu bisa mencapai Rp14.000 hingga Rp15.000 per kg,” ujar Samsir Pulungan, salah seorang pengepul karet.
Sayangnya kata Samsir yang juga mengelola lahan karet seluas setengah hektar, pasokan karet dari petani mengalami kendala karena petani kesulitan menderes pohon karet karena masih musim hujan.
“Jadi pengahasilan petani sekitar Rp210.000 - 250.000 per minggu,” tandasnya.
Sebelumnya Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara (Sumut) Edy Irwansyah menyebutkan, kondisi kebun karet Sumut akan memasuki musim kering yang akan mepengaruhi produksi kebun karet. Keadaan ini juga akan mempengaruhi kinerja ekspor, diperkirakan masih stagnan. *(ika)