Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Harga Terus Turun, Petani Karet Kuta Jurung Minta Perhatian Pemerintah

Harga karet di tingkat petani karet di Desa Kuta Jurung terus mengalami penurunan. Kondisi ini mendorong petani mmengalihkan tanaman karet ke sawit.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Harga karet di tingkat petani di Desa Kuta Jurung yang masuk ke wilayah administrative Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir Kabupaten Deliserdang mengalami penurunan meski tidak terlalu siginifikan. 

Saat ini, harga karet di tingkat petani tercatat sebesar Rp11.000 per kilogram dari sebelumnya ditetapkam pengepul sebesar Rp11.500 per kg. 

“Penurunan ini sudah terjadi sekitar 2 hingga 3 minggu lalu,” ujar Sungkunen Tarigan, salah seorang petani karet di desa tersebut saat dihubungi, Kamis (28/4/2022).

Sungkunen yang mengelola kebun karet seluas 1 hektare (ha) ini juga merupakan Ketua Kelompok Tani Karet Mbuah Page bercerita, penurunan harga karet membuat jumlah anggota kelompok tani mengalami penurunan, karena banyak anggota yang memilih mengganti tanaman karetnya dengan tanaman lain terutama kelapa sawit. 

“Dulu awalnya anggota kelompok tani itu mencapai 100 orang, tapi yah sekarang sudah jauh berkurang,” katanya tanpa merinci lebih jjauh berapa banyak petani yang beralih tanaman. 

Peralihan tanamanan ini menurut Sungkunen dapat dimaklumi, mengingat karet tak lagi menjadi komoditi yang menjanjikan seperti beberapa tahun lalu. 

“Dulunya semua tanaman karet daerah kami ini tapi sekarang udah beralih ke tanaman sawit karena harga karet gak sesuai lagi jauh lebih untung tanam sawit. makanya suarakanlah suara kami ini ke pemerintah, mana tahu ada solusi,” harapnya. 

Sebelumnya, Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara (Sumut), Edy Irwansyah, menyebutkan jika harga karet TSR20 di bursa Singapura terus menunjukkan tren penurunan. 

Pada perdagangan tanggal 25 April, harga karet TSR20 berada pada 161,4 sen AS, setelah sempat menyentuh harga tertinggi di level 177,3 sen pada tanggal 5 April. 

“Sehingga terlihat ada penurunan 10%” kata Edy Irwansyah, Selasa (26/4/2022).

Dijelaskan Edy, ada 2 negara utama yang menyebabkan harga karet TSR20 turun. Pertama China yang merupakan negara konsumen utama kembali melakukan lockdown sehingga berdampak pada permintaan karet, dan dikhawatirkan mendorong penurunan harga di pasar global . 

“dan negara yang kedua adalah Thailand yang harga jual karetnya lebih murah dibandingkan negara produsen karet lainnya, sehingga  mengakibatkan pembeli dari industri ban besar lebih banyak membeli ke negera ini.  Dan perlu juga diketahui bahwa produktivitas karet Thailand lebih tinggi dibandingkan Indonesia,” tambahnya. 

Edy Irwansyah juga memperkirakan  harga pada bulan Mei masih stagnan. *(ika)