Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Banjir dan Longsor di Kulon Progo Akibatkan 12 Orang Mengungsi

BPBD Kabupaten Kulon Progo bersama tim gabungan telah melakukan kaji cepat di lokasi kejadian pascabanjir dan tanah longsor di Kabupaten Kulon Progo. suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Jakarta| Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB menerima laporan adanya banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo tepatnya di Kecamatan Kokap Kelurahan Kalirejo, Dukuh Plampang 2, Kamis (19/5/2022) pukul 17.00 WIB. 

"Akibatnya sebanyak 3 Kepala Keluarga (KK) atau 12 orang mengungsi karena rumah mereka terdampak longsor," jelas Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan persnya, Jumat (20/5/2022) malam.  

Dikatakannya, kejadian banjir dan tanah longsor yang disebabkan tingginya curah hujan tersebut juga mengakibatkan satu unit sekolah terdampak. Selain itu, dampak lain yakni akses jalan kabupaten tertutup material longsor. 

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo bersama tim gabungan telah melakukan kaji cepat di lokasi kejadian, evakuasi warga terdampak dan memberikan bantuan logistik kepada korban," terangnya. 

Abdul Muhari mengatakan, Pemerintah Daerah Kulon Progo bersama Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) juga telah meninjau lokasi untuk tindak lanjut dan penanganan.

"Kondisi terkini di lokasi, jalan kabupaten sementara belum dapat dilewati kendaraan roda dua maupun empat dikarenakan masih terdapat material di jalan. Warga yang rumahnya berada di area lokasi longsor diharapkan tetap waspada jika ada banjir dan longsor susulan apabila hujan kembali turun," jelasnya.

Berdasarkan analisis inaRISK, kabupaten Kulon Progo teridentifikasi memiliki 9 kecamatan yang berpotensi sedang hingga tinggi bahaya tanah longsor dengan total luas bahaya sebanyak 22.749 hektare. Selain itu, memiliki 12 kecamatan yang berpotensi sedang hingga tinggi bahaya banjir dengan luas bahaya 14.585 hektare. 

Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca seperti banjir dan tanah longsor. Warga yang tinggal lereng bukit atau dataran rendah diimbau untuk waspada pada jika terjadi gerakan tanah apabila intensitas hujan tinggi terus terjadi. 

Gerakan susur sungai juga dapat dilakukan sebagai langkah prefentif guna mengantisipasi sampah atau ranting yang dapat menghalangi laju air saat terjadi hujan.* (jasmin)