Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tingkatkan Produktivitas Rumput Laut, BPBL Ambon Kembangkan Bibit Kultur Jaringan

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon berperan untuk melakukan pengembangan dan pendistribusian bibit rumput laut di kawasan timur Indonesia. suaratani.com - ist

SuaraTani.com - Jakarta| Salah satu komoditas budidaya laut andalan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah rumput laut. Karena itu, untuk meningkatkan produktivitas rumput laut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) memproduksi bibit rumpit laut dengan teknologi kultur jaringan  

Menurut Dirjen Perikanan  Budidaya, Tb Haeru Rahayu, DJPB melalui salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon berperan untuk melakukan pengembangan dan pendistribusian bibit rumput laut di kawasan timur Indonesia. 

Tebe, panggilan akrab Tb Haeru Rahayu, mengatakan bibit rumput laut hasil kultur jaringan merupakan teknik budidaya bibit rumput laut dengan cara pengambilan jaringan dari induk rumput laut unggul untuk dilakukan pembesaran di laboratorium guna menghasilkan bibit yang berkualitas.

“Penggunaan bibit rumput laut hasil kultur jaringan pada kawasan sentra rumput laut diharapkan dapat mendongkrak produksi rumput laut nasional yang menjadi program prioritas KKP,” ucap Tebe dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/5/2022), di Jakarta.

Sementara itu, Kepala BPBL Ambon, Sarwono mengatakan di BPBL Ambon pihaknya memiliki laboratorium kultur jaringan dan kebun bibit rumput laut, sementara di laboratorium kultur jaringan saat ini telah mengembangkan jenis rumput laut Eucheuma cottonii.

Sarwono menjelaskan, semua tahapan di laboratorium kultur jaringan dilakukan antara lain; aklimatisasi induk, induksi kalus, regenerasi kalus menjadi mikropropagul, regenerasi mikropropagul menjadi  plantlet, serta aklimatisasi plantlet di rumah kaca/ ruangan indoor.

“Dengan demikian laboratorium kultur jaringan rumput laut di BPBL Ambon rutin setiap bulannya memproduksi plantlet untuk dibesarkan dan diperbanyak di kebun bibit,” kata Sarwono.

Selain itu, untuk mengantisipasi perubahan iklim, BPBL Ambon memiliki beberapa lokasi kebun bibit. Dia mengatakan, dengan menggunakan sistem kultur jaringan, BPBL Ambon mampu memproduksi bibit rumput laut kultur jaringan sebanyak 1,5 ton pertahun.

Sementara pihaknya rutin mendistribusikan rumput laut hasil kultur jaringan dari BPBL Ambon ke Kabupaten Taliabu, Kabupaten Sula, Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual, Kabupaten Buru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Yapen, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kabupaten Tapanuli Selatan. 

Menurutnya, keuntungan perbanyakan bibit rumput laut dari metode kultur jaringan lebih unggul jika dibandingkan dengan metode secara konvensional. Thalus kultur jaringan lebih banyak percabangannya, selain itu rumput laut hasil dari kultur jaringan lebih tahan terhadap perubahan lingkungan, dan thalus lebih padat, serta apabila kondisi lingkungan baik, pertumbuhannya bisa lebih cepat.

Sementara itu, seorang pembudidaya rumput laut asal Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar Provinsi Maluku, yang tergabung dalam Pokdakan Yawan Ridol Mandiri, Andi Batlayri mengatakan pihaknya sangat senang usaha budidaya rumput laut hasil kultur jaringan. 

“Dengan usaha budidaya rumput laut hasil kultur jaringan lebih tahan dan lebih cepat besar,” kata Andi Batlayri.

Menurutnya, saat ini harga rumput laut juga cukup baik mencapai Rp29.000 per kg, dengan demikian perkembangan budidaya rumput laut di Tanimbar cukup menggeliat. 

“Kami berhasil budidaya rumput laut dalam satu siklus selama sebulan mampu mencapai produksi sebanyak 10 ton, dan hal tersebut tentu mampu memenuhi kebutuhan dan meningkatkan pendapatan para pembudidaya,” kata Andi.

Sebelumnya, Menteri Sakti Wahyu Trenggono menyatakan rumput laut bisa digunakan sebagai komoditas yang bisa dikelola untuk menghasilkan beragam manfaat, selain produk pangan, rumput laut juga bisa dijadikan pupuk, kosmetik, serta bahan baku farmasi.* (putri)