Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ada Banyak Masalah, Mendag Baru Bakal Kesulitan Redam Harga

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan bersama Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga dan Sekretaris Jenderal Kemendag, Suhanto mengunjungi Pasar Cibubur, Jakarta, Kamis (16/6/2022).suaratani.com-ist 

SuaraTani.com – Medan| Presiden Jokowi mengganti menteri perdagangan yang baru dengan bapak zulkifli hasan. Keputusan tersebut diambil ditengah tumpukan masalah kenaikan harga barang yang mencekik masyarakat.

Di tengah kondisi seperti ini, pemerhati ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, menilai, menteri perdagangan yang baru akan kesulitan dalam meracik kebijakan jitu dalam meredam lonjakan kenaikan harga. 

“Ada begitu banyak masalah yang membuat saya ragu kalau masalah masalah tersebut bisa diselesaikan,” ujar Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (17/6/2022).

Saat ini kata Gunawan, tren harga pangan dunia tengah mengalami kenaikan. Kenaikan harga pangan dunia tersebut tentunya akan memberikan tekanan terhadap harga kebutuhan masyarakat dunia termasuk indonesia.

Ada banyak produk turunan dari sejumlah komoditas yang naik belakangan ini. Seperti gandum, kedelai, jagung, yang mendorong kenaikan harga kebutuhan pangan masyarakat seperti salah satunya tahu dan tempe.

Selanjutnya ada tren kenaikan harga energi yang turut mendorong kenaikan biaya produksi. Bukan hanya dari sisi bahan bakar, harga pupuk juga mengalami kenaikan yang mendorong kenaikan harga produk pertanian di tanah air.

Selanjutnya ada pelemahan mata uang rupiah di atas 14.800 per us dolar. Dan ada kebijakan pelarangan ekspor dari sejumlah negara pengekspor bahan pangan. Jadi bagaimana korelasi sejumlah masalah eksternal tersebut dengan kebijakan yang akan diambil mendag baru dalam meredam harga?.

“Saya berpendapat kalau Mendag tidak memiliki banyak opsi untuk menuntaskan banyak masalah tadi khususnya masalah kenaikan harga,” katanya.

Kalau sebelumnya, impor bahan pangan kerap digunakan untuk meredam gejolak harga di tanah air, maka saat ini  kata Gunawan, dengan tren kenaikan harga pangan global ditambah dengan pelemahan rupiah tidak akan memberikan banyak perubahan harga.

“Dengan catatan itupun kalau benar benar bisa dilakukan. Yang jadi persoalan bagaimana kalau banyak negara menutup kran ekspornya di semua komoditas pangannya,” tambahnya.

Selanjutnya, kenaikan biaya produksi juga akan membuat kebijakan meredam harga menjadi tambah rumit.

Jadi pada dasarnya mahalnya harga sejumlah kebutuhan masyarakat serta kalaupun ada kemungkinan untuk naik lagi adalah sesuatu yang sulit dihindari. Tetapi kita berharap harga masih bisa dikendalikan khususnya di bawah kepemimpinan mendag yang baru.

Sementara itu tugas untuk menstabilkan harga minyak goreng yang dinilai belum sesuai HET yang ditetapkan. Ini akan jadi ujian pertama buat mendag. Aturan kebijakannya tidak berubah, yakni melalui DMO dan DPO minyak sawit.

Yang penting kebijakan tersebut benar benar mampu dieksekusi di lapangan. Dan tolak ukurnya itu minyak goreng curah sesuai HET yakni Rp15.500 per kg. *(ika)