Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Aqua Pharma dan KYTOS Gandeng efishery Kembangkan Solusi bagi Petambak Udang

Salah satu lokasi tambak udang.suaratani.com-ist 

SuaraTani.com – Medan| eFishery mengumumkan kerja sama dengan Aqua Pharma dan KYTOS untuk mengembangkan SEATRUTM - platform terbaru yang menawarkan layanan untuk mengontrol mikroba secara efektif melalui rekomendasi pemberian dosis yang tepat bagi para petambak udang. 

Inisiatif ini akan dimulai pada akhir bulan Juni 2022 yang ditandai dengan proyek penelitian berbasis di Indonesia selama 2 tahun.

CEO eFishery, Gibran Huzaifah,  mengatakan, tujuan utama mereka adalah menyediakan sebuah layanan untuk memberikan informasi yang akurat mengenai kondisi budidaya udang secara menyeluruh sehingga dapat meningkatkan hasil panen sepanjang tahun dengan harapan petambak dapat lebih tenang menjalankan bisnis budidayanya.

Konsep SEATRUTM dapat memberikan informasi secara spesifik dalam mengukur indikator kesehatan udang secara akurat dan merekomendasikan dosis yang tepat untuk memberikan kesempatan hidup atau survival rate yang lebih baik lagi.

“Terobosan ini dilakukan karena penyakit adalah tantangan paling besar yang dihadapi petambak udang dan dapat menyebabkan kegagalan panen hanya dalam lima hari saja,” ujar Gibran dalam keterangan tertulis, Kamis (30/6/2022).

Dengan kondisi ini, kata Gibran, sektor  tambak udang sangat membutuhkan metode pencegahan penyakit yang efektif dan berkelanjutan bagi lingkungan sekitar yaitu dengan pengembangan teknologi analisa yang tepat dan menyeluruh. 

Hal ini dikombinasikan melalui pemberian rekomendasi dosis yang sesuai atas penggunaan produk ramah lingkungan seperti Aqualisan®. 

“Dengan demikian, industri tambak udang dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia namun tetap menjaga keseimbangan sistem lingkungan yang berkelanjutan,” katanya.

Business Development Manager Aqua Pharma Group, Markus Wu, mengatakan, sebagai perusahaan yang ahli dan berpengalaman dalam melakukan penelitian serta pengukuran untuk mengidentifikasi penyakit di industri akuakultur, prioritas perusahaan adalah untuk menyediakan sistem pencegahan dan pengendalian penyakit yang mengutamakan kesehatan ikan dan udang. 

“Kami senang bekerjasama dengan KYTOS untuk mengembangkan SEATRUTM, dari sebuah aplikasi yang nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah alat dengan menggunakan keunggulan teknologi KYTOS untuk menganalisis mikroba akuakultur di tambak budidaya. Nantinya, SEATRUTM ini dapat mengantisipasi penyakit dari patogen (organisme penyebab penyakit berbahaya) berkat solusi manajemen kesehatan ramah lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi tambak masing-masing dan pemberian dosis yang tepat,” ucap Markus.

Pada kesempatan yang sama, co-founder dan CEO KYTOS, Ruben Props,  menjelaskan bahwa, KYTOS memiliki teknologi microbial fingerprinting, yang berfungsi untuk menganalisis data sel mikroba secara spesifik dan memanfaatkan data tersebut untuk menciptakan gambaran secara garis besar terkait kondisi lingkungan perairan dan kesehatan udang dalam sistem akuakultur. Hal ini sejalan dengan visi bersama kami untuk menciptakan industri akuakultur yang berkelanjutan.

“Kolaborasi kami dalam mengembangkan konsep SEATRUTM adalah untuk mentransformasi akuakultur melalui penelitian dan pengembangan teknologi canggih yang meliputi analisa mikroba, kesehatan usus udang, pemberian desinfektan, dan fitur teknologi untuk menciptakan kondisi air yang stabil, guna memastikan peningkatan performa budidaya,” terangnya.

Berdasarkan data yang dirilis WWF, lebih dari 55% udang yang dikonsumsi di seluruh dunia merupakan hasil dari budidaya, dengan pertumbuhan pasar sebesar 10% selama dekade terakhir. Kerugian tahunan industri udang sebagai akibat dari penyakit diperkirakan mencapai $3 miliar per tahun. *(ika)