
SuaraTani.com – Medan| Sumatera Utara (Sumut) kembali berpeluang mencetak laju inflasi tinggi di bulan Juni ini, meskipun tidak dibarengi dengan liburan panjang, atau perayaan hari keagamaan besar.
Bulan Juni inflasi berpeluang lebih tinggi dibandingkan bulan Mei yang lalu. Salah satu penyumbang inflasi besar yang akan mendorong kenaikan inflasi di Sumut adalah kenaikan harga cabai.
Pemerhati ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, rata-rata harga cabai merah di bulan Juni ini naik 144% dibandingkan rata rata harga cabai merah di bulan Mei. Meskipun belum tutup bulan Juni, harga cabai merah di bulan Juni sejauh ini rata rata Rp75 ribu per kilogram (kg), meskipun pada hari ini harga cabai di Sumut berkisar Rp90 ribuan hingga Rp100 ribuan per kg.
“Sementara di bulan Mei, cabai merah rata rata harganya ada di level Rp31 ribu per kg,” kata Gunawan di Medan, Selasa (28/6/2022).
Sementara itu, harga cabai rawit hijau juga mengalami kenaikan sekitar 62%, disusul bawang merah sekitar 40%, dan telur ayam dikisaran kenaikan 4%.
Tidak berhenti disitu sejumlah potensi kenaikan juga berpeluang terjadi pada produk olahan pangan dari gandum, beras atau jagung yang juga berpotensi naik.
Beberapa diantara produk turunan tersebut ada tepung, biskuit, roti, kue, lontong sayur dan beberapa jenis produk pangan olahan lainnya. Komoditas diluar bahan pangan yang berpeluang menyumbang deflasi atau harganya turun adalah emas perhiasan. Jadi ada begitu banyak harga kebutuhan hidup yang naik harganya selama bulan juni ini.
“Sejauh ini, saya menghitung bahwa Sumut berpeluang untuk mengalami inflasi di atas 0.8% pada bulan juni ini. Dan sejauh ini ada beberapa komoditas bahan pangan olahan yang harganya tidak rutin saya jadikan sampel, yang memungkinkan terjadinya deviasi yang cukup besar dari hasil perhitungan inflasi nantinya,” katanya.
Dengan keadaan ini, lanjut Gunawan, Sumut di bulan Juni ini akan mencetak laju tekanan inflasi selama tahun berjalan (januari 2002 – Juni) diatas angka 3.5%. Angka tersebut jelas sudah di ambang batas atas target inflasi yang ditetapkan BI 3% plus 1% atau 4%. Padahal ini masih bulan Juni, besar kemungkinan akan jebol diatas 4% hingga tutup tahun. Sementara potensi penyesuaian (naik) harga BBM kedepan masih berpeluang terjadi.
“Dan sulit untuk berharap bahwa di sisa 6 bulan mendatang akan ada deflasi besar atau rutin yang mampu mengurangi tingginya inflasi. Dengan bersandar pada kondisi sekarang dan melihat kedepan, deflasi yang diharapkan mampu menekan inflasi di bawah level inflasi tahun berjalan sebagai sesuatu yang mustahil sejauh ini,” pungkasnya. *(ika)