Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pembeli Butuh Kepastian, Gapkindo Kembali Pertanyakan Nasib 17 Kontainer Karet yang Ikut Ditahan TNI AL

Grafis penahanan Kapal Feeder Mathu Bhum V298E pada 4 Mei 2022.suaratani.com-ist 

SuaraTani.com – Medan| Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara (Sumut) kembali mempertanyakan kapan 17 kontainer yang berisikan karet seberat 342,72 ton yang ikut ditahan TNI AL kapan bisa dilepas. 

Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, mengatakan, 17 kontainer tersebut merupakan pesanan dari pabrik ban besar dunia, diantaranya Goodyear, Michelin, Yokohama.

“Para buyer meminta eksportir menginformasikan bila kapal telah diberangkatkan dari Belawan. Namun, pihak eksportir sama sekali belum dapat menyampaikan informasi terkait hal ini karena respon operator kapal belum ada kepastian,” ujar Edy saat dihubungi, Sabtu (25/6/2022).

Edy mengatakan, regulasi Indonesia di bidang ekspor sudah cukup jelas diatur dalam UU Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan. Bila pemerintah telah cukup melakukan investigasi terhadap barang ekspor dari Sumut yang tertahan tersebut, diharapkan kapal dapat segera berlabuh menuju pelabuhan transhipment. Apa lagi ada barang ekspor bahan baku yang mempunyai masa simpan terbatas. 

“Untuk karet, proses produksi ban sangat memperhatikan mutu bahan baku yang digunakan. Apabila semakin lama tertahan, mutunya semakin menurun,” katanya.

Sebelumnya, TNI AL menahan Kapal Feeder Mathu Bhum V298E pada 4 Mei 2022. Dengan demikian, sudah 52 hari kapal berbendera Singapura tertahan di Pelabuhan Belawan. Padahal selain membawa produk turunan sawit, Mathu Bhum V298E ini juga membawa Ikan dan sayuran yang diyakini tidak tahan lama. *(ika)