
SuaraTani.com - Medan| Pasar keuangan akan dipengaruhi banyak data serta event penting yang akan dirilis selama pekan ini.
Dari tanah air, ada rencana kenaikan harga BBM yang berpeluang menekan kinerja pasar keuangan dalam jangka pendek. Selain itu, Bank Indonesi juga akan memutuskan besaran bunga acuan.
"Meskipun sejauh ini pasar menilai Bank Indonesia akan tetap mempertahankan besaran buanga acuannya, seiring dengan membaiknya kinerja mata uang Rupiah setelah BI mempertahankan besaran bunga acuan di bulan kemarin," ujar analis keuangan Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin, di Medan, Senin (22/8/2022).
Selain dari dalam negeri, dalam pekan ini juga akan ada sejumlah data penting yang akan dirilis oleh negara besar seperti Inggris, AS dan Jerman. Namun kebanyakan data yang akan dirilis sejauh ini diproyeksikan akan memburuk.
Tetapi untuk data inflasi AS khususnya untuk inflasi inti yang diproyeksikan membaik, berpeluang menjadi motor penggerak pasar di zona hijau nantinya.
"Walau nantinya belum bisa dipastikan akan seperti itu, karena akan ada testimoni dari gubernur Bank Sentral AS yang akan menentukan arah pergerakan pasar selanjutnya," kata Gunawan.
Dengan mengacu kepada sejumah agenda serta sentimen pasar tersebut, Gunawan menilai, bahwa dalam pekan ini pasar keuangan berpeluang dalam tekanan.
Pasar akan fokus menanti kepastian kenaikan harga BBM serta testimoni Gubernur The FED terkait dengan arah kebijakan suku bunga acuannya.
“Jadi kalau BBM naik, dan testimoni mengarahkan rencana kenaikan bunga acuan secara agressif, maka tekanan pada pasar keuangan akan terjadi nantinya,” sebutnya.
Akan ada sejumlah kejutan yang tak terduga di pekan ini. Namun kejutan tersebut nantinya akan lebih mengarahkan kinerja pasar keuangan ke zona merah.
Mata uang Rupiah berpeluang untuk kembali mendekati 15.000 per US Dolar. Sementara IHSG berpeluang untuk kembai menguji level psikologis 7.000.
Harga emas juga berpeluang untuk menguji level psikologis US$1.700 per ons troy. Terlebih jika Gubernur Bank Sentral AS mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan yang agresif nantinya.
"Jadi sepanjang pekan ini pasar akan dibayang-bayangi tekanan besar yang bisa terjadi secara tiba tiba," pungkasnya.*(ika)