Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tensi Geopolitik China dan Taiwan Memanas, Harga Emas Bisa Diuntungkan

Harga emas diprediksi terkerek menyusul ancaman perang China dengan Taiwan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Harga emas dunia mengalami pemulihan harga dari kisaran $1.720 per ons troy, menjadi $1.779 per ons troy saat ini, khususnya dalam dua pekan terakhir, setelah Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuannya. Kebijakan Bank Sentral AS yang menaikkan besaran bunga acuan terakhir sebesar 75 basis poin sempat menghentikan tren penurunan harga emas sebelumnya.

Pelaku pasar menilai kebijakan menaikkan besaran bunga acuan oleh Bank Sentral AS tersebut akan berubah dari yang sebelumnya agresif, menjadi stance kebijakan yang lebih lambat dalam menaikkan besaran bunga acuan. Akan tetapi, belakangan Gubernur Bank Sentral AS menegaskan bahwa langkah kebijakan akan kembali seperti semula, dimana The FED akan menaikkan besaran bunga acuan secara agresif.

Penegasan tersebut diambil setelah data ketenaga-kerjaan di AS mengalami pemulihan bahkan melampaui ekspektasi para ekonom sebelumnya. Penambahan jumlah tenaga kerja di AS selama bulan juli sebanyak 528 ribu, atau dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 250 ribu penambahan jumlah tenaga kerja diluar sektor pertanian atau non farm payroll (NFP). Sehingga inflasi masih akan naik dan perlu diredam dengan menaikkan besaran bunga acuannya.

“Pernyataan The FED tersebut tentunya akan menghentikan laju penguatan harga emas. Akan tetapi emas di sisi lain bisa diuntungkan dengan meningkatnya tensi geopolitik antara China dan Taiwan. Disaat perang berkecamuk, investor akan mencari aset yang benar benar aman. Dan emas menjadi save haven selain US Dolar,” kata analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan di Medan, Senin (8/8/2022).

Gunawan mengatakan, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, harga emas sempat diuntungkan dengan pandemi Covid 19 yang mewabah yang sempat menggiring emas hingga melewati  US$2.000 per ons troy. Dan harga emas sempat menyentuh US$2.052 per ons troy sesaat operasi militer Ukraina oleh Rusia terjadi. Dan emas mengalami tekanan saat pasar sudah melihat gelagat dimana Bank Sentral AS berencana menaikkan besaran bunga acuannya.

Nah saat ini semuanya seperti kembali berulang. China terus melakukan latihan perang setelah kunjungan Ketua DPR AS ke Taiwan. Hal ini bisa memicu terjadinya perang yang menurut hitungannya akan menguntungkan harga emas. Tetapi sekalipun perang pecah, laju penguatan emas akan dibayangi oleh kebijakan ketat Bank Sentral AS. Sehingga dua isu besar yang mempengaruhi harga emas adalah kebijakan moneter ketat The FED dan Perang itu sendiri.

“Sementara harga emas di tanah air, ini akan banyak dipengaruhi oleh faktor penentu lainnya. Selain kenaikan harga emas global, nilai tukar rupiah serta demand emas di tanah air juga akan mempengaruhi. Saat ini rupiah tengah menguat tajam di kisaran 14.876 per US Dolar. Jadi logam mulia kalau dirupiahkan berkisar 853 ribuan per gram. Kalau konsumen mau membeli di butik harganya tentu diatas 900 ribuan per gram,” pungkasnya. *(ika)