Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Asesmen Nasional untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Anggota Komisi XI DPR RI, Sofyan Tan, bersama Plt Direktur SMA Kemendikbud Ristek, Winner Jihad Akbar berfoto bersama usai memberikan cendramata kepada Dinas Pendidikan, dalam acara Workshop Pendidikan, Pemanfaatan Asesmen Nasional untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran, di Hotel Grand Mercure, Senin (26/9/2022).suaratani.com-rag

SuaraTani.com – Medan| Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah melaksanakan asesmen nasional yang sudah dilaksanakan pada September 2021. Di tahun ini, asesmen nasional akan kembali dilakukan untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran.

Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat guna memperbaiki kualitas belajar-mengajar tentang literasi, numerasi dan karakter peserta didik.

Anggota Komisi XI DPR RI, Sofyan Tan, mengatakan, melalui asesmen nasional menjadi solusi yang baik untuk melihat kondisi pendidikan dan bagaimana cara membenahinya. Penilaian mutu pendidikan hasil belajar murid dari literasi, numerasi dan karakter dilihat dari tiga informasi instrumen utama seperti survei kompetensi minimum, survei karakter dan survei lingkungan belajar.

“Melalui asesmen nasional kita tahu di sekolah ini literasinya buruk, misalnya perpusatakaan pun tidak ada buku. Numerasi pun begitu, misal anak didik tidak mampu menguasai matematika, apakah ada yang salah dalam mengajarnya atau memang kemampuan anak, sehingga hal itu berkaitan dengan karakter,” kata Sofyan Tan, disela-sela workshop pendidikan ‘Pemanfaatan Asesmen Nasional Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran” yang dihadiri kepala sekolah SMA se-Kota Medan dan Deliserdang, di Hotel Grand Mercure, Senin (26/9/2022).

Melalui asesmen ini, katanya, bisa mengetahui peta pendidikan di setiap provinsi atau kabupaten/kota di Indonesia. Seperti di Sumatera Utara dengan provinsi lain hasilnya berbeda. "Begitu juga dengan di Kota Medan dan Nias dalam dari pelaksanaan asesmen bisa berbeda. Dengan itu, sekolah bisa berinovasi dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakter anak didik,” ujarnya.

Sofyan Tan juga berpesan kepada kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki peran penting dalam asesmen nasional ini. 

"Jika ingin pendidikan di Sumut maju pelaksanaan asesmen ini bisa dilaksanakan dengan benar. Berani kritik untuk diri sendiri. Kalau dulu biar tampak hebat kepala daerah perintahkan hasil UN tinggi, melakuan berbagai cara yang gak benar, padahal itu jadi bumerang dalam pendidikan karakter,” ungkapnya.

Plt Direktur SMA Kemendikbud Ristek, Winner Jihad Akbar, menambahkan asesmen nasional sebagai evaluasi untuk peningkatan pendidikan bukan membandingkan. Pihaknya juga meluncurkan platform rapor pendidikan untuk melihat kekurangan dari literasi, numerasi dan karakter.

Rapor pendidikan diharapkan bisa merubah untuk  meningkatkan pendidkan dan memanfaatkan analisis rapor pendidikan dengan berbasis data. Dari platform itu sekolah bisa mendapatkan format identifikasi masalah, refleksi mencari akar masalah dan membenahi.

“Mari bersama kita susun rencana berbasis data untuk meningkatkan kualitas belajar siswa,” pungkasnya. *(rag)