Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Empat Tengkorak Manusia Ditemukan di Aliran Sungai Situmandi, Warga Sekitar Sebut Itu Leluhur Mereka

Petugas Polres Taput memasang garis polisi di lokasi penemuan empat tengkorak manusia di aliran Sungai Situmandi yang berada di Desa Siraja Hutagalung, Kecamatan Siatas Barita, Tapanuli Utara (Taput), Selasa (27/9/2022).suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Taput| Empat tengkorak manusia ditemukan di dalam peti mati yang terbuat dari pohon enau (aren) yang sudah usang di aliran Sungai Situmandi yang berada di Desa Siraja Hutagalung, Kecamatan Siatas Barita, Tapanuli Utara (Taput), Selasa (27/9/2022).

Tengkorak tersebut ditemukan oleh Edu Tarihoran, saat masuk ke sungai untuk mencari besi-besi bekas untuk diperjualbelikan.

Kepala Kepolisian Resort Tapanuli Utara AKBP Johanson Sianturi, mengatakan, dari keterangan saksi disebutkan bahwa ada batang pohon enau yang sudah membusuk muncul ke atas dan timbul rasa penasaran untuk mengetahui hal tersebut.

Setelah didekati, saksi lalu membuka batang pohon tersebut dan melihat tengkorak manusia di dalam.

“Selanjutnya saksi pulang dan menceritakan hal tersebut kepada tetangganya,” ujar Kapolres menerangkan kepada wartawan, Rabu (28/9/2022). 

Dilanjutkan Kapolres, warga yang mendapat informasi dari saksi kemudian memutuskan untuk melihat tengkorak tersebut pada keesokan harinya dengan didampingi petugas kepolisian.

Didampingi petugas kepolisian dari Polres Taput dan Polsek Sipoholon, warga turun ke pinggir sungai untuk melihat hal tersebut. 

“Setelah peti mati yang terbuat dari batang pohon enau tersebut dibuka kelihatan di dalamnya ada tengkorak manusia yang dinilai telah berusia lebih dari 200 tahun dan diduga kuat merupakan leluhur marga Hutagalung,” lanjutnya.

Terkait temuan tersebut, Kepala Desa Diraja Hutagalung, Japatar Hutagalung, kepada petugas kepolisian, mengatakan bahwa tengkorak tersebut diyakini tengkorak dari keluhur mereka keturunan dari marga Hutagalung yang dikebumikan sekitar 200 tahun yang lalu.

Alasanya untuk menyampaikan hal tersebut, bahwa dulunya sungai ini tidak selebar yang saat ini. Jadi pinggiran sungai ini dulunya tempat bercocok tanam warga desa,  serta sebahagian membuat menjadi lokasi penguburan nenek-neneknya.

Akibat perubahan ekosistem, debit air semakin besar dan pinggiran sungai pun terkikis sehingga lahan bercocok tanam dan pekuburan pun jadi aliran sungai. 

“Saya meyakini bahwa tengkorak itu bukanlah tengkorak yang ada hubungannya dengan tindak pidana,” Kata Japatar Hutagalung.

Oleh karena itu, masyarakat dan Pengetua Desa Siraja Hutagalung, meminta agar pihak kepolisian menunggu upaya penelusuran atas asal usul kerangka tengkorak tersebut yang nantinya akan dimakamkan secara layak di tempat pemakaman umum melalui prosesi adat. 

Atas permintaan Kepala Desa dan Masyarakat, Kapolres Taput Memberikan apresiasi atas keperdulian dan antusias warga akan rencana pemindahan tengkorak tersebut ke penguburan umum dengan melakukan penelusuran sejarah serta melakanakan upacara adat. *(darwin nainggolan)