Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kemenperin Dukung Target Ekspor Furnitur US$5 Miliar di 2024

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) bersama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (tengah) sedang melihat salah satu kursi rotan saat mengunjungi pameran furniture Sustainable Furniture Exhibition pada rangkaian pertemuan pertama Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) yang berlangsung di Solo, 29-31 Maret 2022.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus mendukung industri furnitur dalam negeri untuk terus meningkatkan kinerja dan daya saingnya. 

Kemenperin juga mendukung Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) yang menargetkan eskpor industri furnitur mencapai USD5 Miliar pada tahun 2024.

Pada 2020 ekspor industri furnitur tercatat sebesar US$1,9 miliar dan tahun 2021 meningkat 33% atau mencapai nilai US$2,5 miliar.

Dalam periode Januari-September 2022, angka ekspor mampu mencapai US$1,9 miliar atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2021 dengan nilai US$1,8 miliar.

“Para pelaku industri yang terhimpun dalam  HIMKI menargetkan ekspor mencapai USD5 miliar. Untuk memenuhi target tersebut, pemerintah terus memberikan dukungan serius pada industri furnitur,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika di Jakarta, Jumat (11/11/2022).

Pada triwulan III tahun 2022, kontribusi sektor industri agro terhadap industri pengolahan non migas mencapai 50,5% termasuk di dalamnya industri furnitur dengan kontribusi sebesar 1,3%, serta industri kayu, barang dari kayu, dan rotan sebesar 2,4%.

Meski demikian, industri furnitur tak luput dari beragam isu dan tantangan, di antaranya pandemi Covid-19 yang berimbas pada pengiriman ekspor furnitur. 

Selain itu, meningkatnya inflasi di negara tujuan ekspor yang mengakibatkan pembatalan dan penundaan order, terutama dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Padahal, Amerika Serikat merupakan negara utama tujuan ekspor produk funitur dengan kontribusi ekspor lebih dari 50%. 

Sedangkan ekspor tujuan negara-negara Eropa secara total berkontribusi sekurang-kurangnya 19% dari total ekspor produk furnitur.

“Pemerintah berupaya tidak tinggal diam menghadapi tantangan-tantangan bagi industri furnitur tersebut. Terobosan yang dilakukan Kemenperin adalah melalui upaya peningkatan market intellegence dan promosi produk ke pasar-pasar non-tradisional, misalnya India dan Timur Tengah,” ujar Dirjen Industri Agro Kemenperin.

Guna meningkatkan kinerja industri furnitur nasional, Kemenperin juga turut mendorong peningkatan penyerapan di pasar domestik, diantaranya melalui intensifikasi upaya Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Pada tahun 2022, Kemenperin menyiapkan program sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) gratis untuk 1.250 produk. 

Untuk tahun 2023 mendatang, Kemenperin memperjuangkan penambahan anggaran agar jumlah sertifikat TKDN gratis bertambah menjadi 10 ribu produk. 

“Langkah tesebut diharapkan menjadi momentum bagi industri furnitur untuk meningkatkan kinerja dan penyerapan produknya di dalam negeri,” jelas Putu.

Putu menyampaikan, dalam upaya meningkatkan kinerja industri furnitur, Kemenperin juga terus berbenah pada perbaikan rantai pasok, substitusi impor, serta program-program peningkatan kapasitas. 

“Semua upaya kami intensifkan sebagai wujud keberpihakan pemerintah agar industri dalam negeri dapat berdaulat, maju, dan berdaya saing,” pungkasnya. *(jasmin)