Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Januari, Inflasi Tahunan 5 Kota IHK Sumut Capai 5,91%

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butarbutar.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Badan Pusat  Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Utara (Sumut) mencatat, inflasi year on year (yoy) gabungan 5 kota di Sumatera Utara (Sumut) di bulan Januari sebesar 5,99% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,79.

Dari 5 kota IHK di Sumut, inflasi yoy tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 6,72% dengan IHK sebesar 116,79 dan terendah terjadi di Medan sebesar 5,91% dengan IHK sebesar 113,35.

“Sementara inflasi yoy Sibolga tercatat sebesar 6,35%, Pematangsiantar sebesar 6,17% dan Padangsidimpuan sebesar 6,68%,” ujar Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butarbutar, Rabu (1/2/2023).

Dinar menyebutkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,08%.

Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 4,67%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,72%; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,60%.

 Kelompok kesehatan sebesar 2,04%; kelompok transportasi sebesar 18,51%; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 7,07%. 

“Kelompok pendidikan sebesar 0,56%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,81%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,88%,” kata Dinar.

Sementara jika dilihat berdasarkan komoditas, maka komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Januari 2023, antara lain bensin, cabai merah, beras, angkutan udara, tomat, angkutan dalam kota, rokok kretek filter, ikan dencis, dan sewa rumah.

Inflasi yoy Sumut ini lebih tinggi dibandingkan inflasi yoy nasional yang tercatat sebesar 5,28%. Sementara untuk tingkat inflasi month to month (mtm) Januari 2023 yang tercatat sebesar 0,91% juga lebih tinggi dari nasional yang mencapai 0,34%. *(ika)