Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Edy Rahmayadi Sampaikan Upaya Pemprov Tangani Stunting ke Menko PMK

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi zoom meeting bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy terkait percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem, di Hall Rumah Dinas Gubernur Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Selasa (7/3/2023).suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) telah mengambil langkah-langkah dalam hal penanganan stunting, serta pengentasan kemiskinan ekstrem secara masif, sejak beberapa tahun terakhir. 

Di antaranya penguatan kegiatan pemberian asupan makanan bergizi hingga program bantuan usaha, perbaikan rumah dan lainnya.

Hal itu menjadi laporan Gubernur Edy Rahmayadi kepada Menteri Koordinator Pengembangan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, dalam pertemuan virtual bersama Pemerintah Kabupaten/Kota se-Sumut dari Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jend Sudirman Nomor 41, Medan, Selasa (7/3/2023) siang. 

Dalam laporan tersebut, Gubernur mengungkapkan, berbagai upaya percepatan penurunan stunting yang dilakukan oleh Pemprov, telah memperlihatkan adanya penurunan angka prevalensi sebesar 4,7%, dari 25,8% (2021) menjadi 21,1% hingga 2022, berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) 2022.

Pemprov dikatakan Edy sedang berusaha menyelesaikan masalah ini. Ada beberapa kabupaten yang masih membutuhkan penanganan yang lebih kuat menurut potensinya.

“Penanganan stunting ini terus diupayakan baik dari segi pendataan (jemput bola) hingga mengidentifikasi faktor kesehatan, sebagai satu dari beberapa pemicu belum tuntasnya langkah pencegahan stunting,” sebut Edy.

Dengan upaya jemput bola itu, lanjut Edy, beberapa fakta yang bisa dijadikan bahan evaluasi bersama yakni seperti tingkat kesadaran akan kesehatan atau perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), belum maksimalnya masyarakat menggunakan tenaga kesehatan seperti di Puskesmas maupun Posyandu.

“Faktor yang juga sensitif seperti kurang baiknya sanitasi kurang baik dan sangat berpengaruh. Kemudian penggunaan air sungai sekaligus tempat pembuangan yang menyebabkan pencemaran air. Kemudian ada kegiatan penggunaan bahan kimia untuk penambangan yang diduga kuat mengganggu kesehatan. Kami masih terus berusaha menyelesaikan masalah ini,” tambah Gubernur.

Meskipun secara persentase terjadi penurunan, namun Gubernur menargetkan angka prevalensi stunting di Sumut dapat terus menurun hingga menyentuh angka 14%. 

Karenanya setelah menyempurnakan data (validitas data), Pemprov berupaya melibatkan bantuan berbagai pihak seperti keberadaan mahasiswa yang menggelar praktek kerja lapangan, serta penempatan dokter muda di kawasan yang dinilai membutuhkan.

“Ini juga masih ada kaitannya dengan usia pernikahan (menikah), dan bagaimana kesiapan mereka berkeluarga. Ini kami masih terus kejar Pak,” kata Gubernur kepada Menko PMK dari sambungan jarak jauh.

Sedangakan terkait kondisi kemiskinan ekstrem, Gubernur juga menyampaikan perihal penurunan angka tersebut dari tahun sebelumnya. Jika pada 2021 lalu tercatat di angka 1,34 juta jiwa, maka di tahun 2022 turun menjadi 1,27 juta jiwa. 

Hal ini juga masih berkaitan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, hingga menyebabkan anjloknya perekonomian dari banyak sektor, sebagai pemicu munculnya orang miskin.

“Untuk data miskin ekstrem berada pada angka 120 ribu jiwa. Kami masih mencari tahu faktor penyebabnya. Sementara upaya kita masih terus berjalan seperti program bedah rumah, bantuan sosial, bantuan stimulus ekonomi untuk UMKM, petani, nelayan dan sebagainya,” jelas Edy.

Senada dengan itu, Wakil Bupati Mandailingnatal (Madin) Atika Azmi Utammi Nasution memaparkan beberapa kondisi yang menjadi kendala masalah stunting dan kemiskinan ekstrem di daerahnya. 

Di antaranya adalah faktor geografis, dimana kawasan pegunungan dengan jarak pemukiman di beberapa tempat cukup jauh dari pusat keramaian.

Kemudian rendahnya kesadaran masyarakat yang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, sehingga upaya penanganan stunting maupun pengentasan kemiskinan ekstrem mengalami kendala. 

Namun, selain terus mendorong dan mendukung upaya Pemprov Sumut ke arah itu, Pemkab Madina juga meminta Pemerintah Pusat memberikan perhatian lebih guna mempercepat penyelesaian masalah tersebut.

Sementara dalam sambutannya, Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan kegiatan Roadshow Virtual untuk mendapatkan laporan terkait penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem. 

Dalam hal ini, Sumut menjadi provinsi ke-14 selama 16 hari pelaksanaan, dimana ada sejumlah kabupaten yang menjadi sasaran seperti Madina, Padanglawas, Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan, Nias Selatan dan Tapanuli Tengah.

Selain itu, Menko PMK juga mengatakan pihaknya berupaya mengidentifikasi semua isu, kendala dan masalah yang ada. Selanjutnya akan dibahas langkah kedepan, sebagai solusi persoalan dimaksud. *(wulandari)