Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ekonomi China Membaik, Petani Sawit di Sumut Senang

Tumpukan TBS sawit sebelum dibawa ke pabrik untuk diolah menjadi CPO.Membaiknya perekonomian China membawa dampak positif bagi petani sawit di Sumut.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Data NBS manufacturing purchasing manager index (PMI) China, belakangan merealisasikan besaran index yang mengalami peningkatan menjadi 52.6 dari posisi sebelumnya 50.1 di bulan Januari. 

Indeks tesebut dihitung berdasarkan pemesanan baru untuk barang, output perusahaan, ketenagakerjaan, waktu pengiriman barang ke supplier dan pasokan untuk jumlah item barang yang dibeli.

Sejak China tidak memberlakukan lagi kebijakan pengetatan aktivitas masyarakatnya (lockdown), ekonomi China mengalami pemulihan. Akselerasi permintaan barang dari China mengalami kenaikan. 

Kondisini ini menurut pemerhati ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin tentunya menguntungkan Sumut. 

Hal ini  karena ekspor ke China mengalami peningkatan, mengingat secara kuantitas China masih menjadi negara tujuan ekspor Sumut.

Harga CPO dalam sebulan terakhir ini terpantau mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dari kisaran harga RM3.800 menjadi RM4.300 per tonnya. 

Kenaikan ini tentunya akan menjadi kabar baik bagi masyarakat khususnya petani di wilayah Sumut. Karena dari kenaikan harga CPO tersebut, harga TBS di tingkat petani sangat berpeluang untuk mengalami kenaikan.

“Kenaikan harga CPO tersebut juga nantinya akan mendorong marjin atau keuntungan petani sawit. Yang nantinya akan menjadi salah satu motor penggerak uang beredar di wilayah Sumut. Kita harapkan harga CPO mampu bergerak dalam tren naik nantinya, karena sawit sangat potensial dalam menggerakkan perekonomian di daerah ini,” kata Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (3/3/2023).

Gunawan mengatakan, perlambatan kinerja ekonomi di wilayah Sumut bisa terkikis jika kinerja harga sawit mampu mengalami pemulihan secara berkesinambungan. 

Akan tetapi harapan tersebut masih belum begitu kuat indikasinya sejauh ini, sekalipun ada potensi dimana geliat ekonomi China akan potensial mendorong pemulihan kinerja ekonomi di wilayah Sumut.

Disisi lain, tren kenaikan bunga acuan di banyak Bank Sentral di dunia juga sangat berpeluang menjadi pemicu memburuknya kinerja ekonomi nasional khususnya Sumut. 

Karena di satu sisi pertumbuhan ekonomi bisa didorong seiring pemulihan harga komoditas. Akan tetapi disisi lainnya justru mendorong tingginya laju tekanan inflasi. 

“Yang nantinya akan bermuara pada pembentukan kinerja ekonomi yang kurang berkualitas,” pungkasnya.*(ika)