Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

IKM Furnitur dan Kerajinan Tembus Pasar AS Hingga Inggris

Produk IKM furnitur Indonesia yang berorientasi ekspor dan sudah berhasil menembus pasar Amerika Serikat dan Inggris.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memfasilitasi para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) sektor furnitur dan kerajinan untuk tampil di ajang pameran tingkat nasional dan internasional. 

Upaya strategis ini menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka IKMA), Reni Yanita, guna memperluas akses pasar dan jaringan bisnis bagi mereka yang ikut serta sehingga dapat meningkatkan nilai penjualannya, yang akan juga berujung pada mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Tahun ini, kami telah memfasilitasi para pelaku IKM furnitur dan kerajinan untuk ikut serta dalam ajang pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 dan Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) 2023,” kata Reni Yanita di Jakarta, Senin (13/3/2023).

Reni menyampaikan, di ajang IFEX 2023 yang dihelat di Jakarta Internasional Expo Kemayoran pada 9-12 Maret 2023, Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin memboyong 17 IKM furnitur dan kerajinan serta dekorasi rumah. 

Ditjen IKMA memberikan fasilitasi lahan booth seluas 200 meter persegi bagi para pelaku IKM furniture untuk menampilkan berbagai produk unggulannya.

“Sementara itu, untuk pameran JIFFINA 2023 di Jogja Expo Center pada 11-14 Maret 2023, kami juga memfasilitasi booth pameran kepada 12 IKM furnitur yang telah melalui tahap kurasi,” sebut Reni. 

Kedua pameran yang berskala internasional tersebut, diharapkan dapat mendongkrak nilai ekspor nasional dari produk furnitur dan kerajinan yang dihasilkan oleh para pelaku IKM.

Pada tahun 2022, ekspor produk furnitur dan kerajinan mencapai USD3,5 miliar. Adapun negara tujuan utamanya antara lain Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Jerman, dan Inggris. Proporsi nilai ekspor yang cukup signfikan dari industri ini menunjukan bahwa karakteristik sektornya berorientasi ekspor.

“Kami berharap para pelaku IKM furnitur dan kerajinan dapat terus mengikuti tren pasar global serta aktif melakukan inovasi, dan yang penting juga tetap menjaga kelestarian lingkungan dalam rantai pasoknya. Kami optimistis Indonesia akan bisa menjadi trendsetter dalam pengembangan eco lifestyle furniture,” ujarnya.

Menurut Reni, iklim tropis di Indonesia menjadi potensi besar bagi pengembangan industri furnitur dan kerajinan. 

Melalui kekuatan dari ketersediaan bahan baku serta didukung dengan desain yang unik dan menarik, pemerintah optimistis produk furnitur Indonesia memiliki nilai tambah yang tinggi dan mamopu berdaya saing global. 

“Selain itu juga perlu didukung dengan konsep berwawasan lingkungan,” imbuhnya.

Terus berinovasi

Menurut Dirjen IKMA, pelaku IKM furnitur dan kerajinanperlu terus menciptakan inovasi agar bisa bersaing dengan produk luar negeri. 

Sebab, melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa dan Amerika akan menjadi tantangan yang cukup berat bagi IKM furnitur dan kerajinan mengingat banyak negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika yang merupakan negara importir furnitur dan kerajinan terbesar di dunia.

“Adapun 5 negara importir furnitur terbesar di dunia, yaitu Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, dan Belanda dengan total nilai impor sebesar US$145,3 miliar. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah antisipatif, yaitu dengan mengidentifikasi negara-negara nontradisional sebagai alternatif negara tujuan ekspor,” ucapnya.

Reni juga berharap agar perajin furnitur dan kerajinan terus mengeksplorasi kekayaan budaya nasional dengan kemasan modern serta mengikuti tren pasar global. 

Menurut Reni, inovasi dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing suatu produk,terutama karena industri furnitur dan kerajinan erat sekali kaitannya dengan gaya hidup (lifestyle).

“Indonesia merupakan penghasil 80% bahan baku rotan dunia, dimana daerah penghasil rotan di Indonesia berada di berbagai pulau, terutama di Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Sumatera,” ujar Reni. 

Dari pendampingan ini, tercatat penjualan produk dari para peserta hingga US$841 ribu pada tahun 2022. *(jasmin)