Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Cegah Perang Meluas, Fadili Zon: Perlu Deeskalasi Konflik Iran-Israel

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon, menegaskan pihaknya menginginkan adanya perdamaian melalui deeskalasi konflik.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon, menginginkan adanya perdamaian melalui deeskalasi konflik antara Iran dan Israel. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Eskalasi konflik di Timur Tengah berpotensi memanas akibat serangan balasan Iran terhadap provokasi Israel.

Di mana sebelumnya Israel membombardir Konsulat Besar Iran di Damaskus, Suriah. Dalam aksi balasannya, Iran meluncurkan ratusan pesawat nir-awak (drone) dan rudal balistik ke wilayah Israel.

Merespon hal itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon, menegaskan pihaknya menginginkan adanya perdamaian melalui deeskalasi konflik.

Sehingga (melalui deeskalasi) diharapkan tidak menciptakan satu konflik lebih luas dan perang lebih besar yang melibatkan lebih banyak negara. 

"Jadi saya kira sikap kita seharusnya adalah bagaimana 'de-eskalasi' itu," jelas Fadli di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (17/4/2024).

Fadli juga menyerukan kepada negara-negara dunia lainnya terus melakukan imbauan untuk melakukan pencegahan adanya potensi perang yang lebih luas.

"Karena kita melihat juga kalau ini berlanjut akan semakin melibatkan banyak negara dan bisa semakin menyebabkan atau memicu perang yang lebih luas. Bahkan bisa saja terjadi Perang Dunia ke-III," tutur Politisi Fraksi Partai Gerindra tersebut.

Terkait konflik Gaza, Fadli menegaskan sikap Indonesia baik Pemerintah, Parlemen dan masyarakat sipil tetap menginginkan adanya gencatan senjata sesegera mungkin. 

Apalagi, hingga kini sudah banyak warga Palestina menjadi korban lebih dari 35 ribu orang yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

"Selanjutnya adalah akses kepada kemanusiaan (bantuan kemanusiaan). Dan tentu bagi kita ultimate gold-nya itu adalah pengakuan kemerdekaan bagi Palestina dalam kerangka two-state solution," tegas Fadli. * (wulandari)