Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

KKP Luncurkan Pilot Project Budidaya Udang Tradisional Plus di Maros

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros berkolaborasi dengan eFishery dan UNIDO, meluncurkan Pilot Project Budidaya Udang Tradisional Plus. foto: ist

SuaraTani.com - Maros| KKP melalui Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros berkolaborasi dengan eFishery dan UNIDO, meluncurkan Pilot Project Budidaya Udang Tradisional Plus.

Peluncuran yang dilakukan di Maros, Sulawesi Selatan ditandai dengan penebaran bibit udang sebanyak 1.200 ekor di Instalasi Tambak Silvofishery Marana. 

Kepala BRPBAP3 Maros, A Indra Jaya Asaad mengatakan, kegiatan tersebut telah ditetapkan sebagai Smart Fisheries Village (SFV) berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Yang dikembangkan  Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) melalui melalui unit kerja BRPBAP3 Maros.

Dalam kegiatan piloting project budidaya udang tradisional plus, kata Indra, BRPBAP3 Maros menyediakan tambak tradisional seluas 2 hektare. 

"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya untuk eFishery dan UNIDO yang memilih Instalasi Tambak Silvofisheries Marana,” ucap Indra dala keterangan resmi KKP, Kamis (25/4/2024).

Dikatakannya, pengembangan tambak udang tradisional plus dinilai lebih berkelanjutan secara lingkungan. Karena tidak mengonversi lahan produktif, mampu mempertahankan area bakau, rendah jejak karbon, serta lebih ramah lingkungan.

Vice President Publik Affair Efishery, Muhammad Chairil, mengatakan, program ini merupakan langkah awal bagaimana melaksanakan budidaya udang dengan teknologi yang dikembangkan oleh eFishery dan  UNIDO.

The Global Quality and Standards Programme (GQSP) UNIDO Indonesia, Boedi Juliati, mengatakan saat ini UNIDO telah mengembangkan SOP budidaya udang tradisional plus. Yang dapat diaplikasikan di Instalasi Tambak Silvofishery Marana.

SOP ini kata dia, merupakan strategi untuk mendukung program pemerintah dalam peningkatan produksi dan ekspor udang nasional. 

Dengan luasan tambak tradisional yang besar maka peningkatan produktivitas tambak tradisional ini juga berdampak besar untuk peningkatan kesejahteraan pembudidaya kecil. 

"Budidaya udang tradisional juga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan terlebih apabila disertai dengan pemeliharaan dan penanaman kembali hutan bakau di sekitarnya,” ujar Boedi Juliati.

Dijelaskan, prosedur operasional budidaya udang tradisional plus digunakan sebagai acuan untuk kegiatan budidaya pembesaran udang vaname secara tradisional plus.

Yang dimulai dari persiapan tambak, persiapan dan manajemen kualitas air, penebaran benur, pembesaran udang, manajemen pakan, dan pelaksanaan panen. 

Tujuan prosedur ini sebagai pedoman untuk meningkatkan produktivitas tambak dan pendapatan petambak. Melalui penerapan cara budidaya udang yang baik dan benar untuk menghasilkan udang yang berkualitas tinggi.

Kemudian menghasilkan udang yang ramah lingkungan, terjamin keamanan pangannya, efisien, menguntungkan, dan berkelanjutan.

Sebelumnya, pada Juni 2023, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pihaknya fokus untuk mencapai target yang ditetapkan. Salah satunya capaian produksi udang sebesar 2 juta ton pada 2024. 

"Saya ingin mengejar target yang diberikan oleh pemerintah. Pada waktu saya diangkat menjadi Menteri KP itu ada satu target di 2024 mencapai produksi udang nasional dua juta ton," ujar Trenggono. * (putri)