Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Komisi IV Nilai Distribusi Pupuk Subsidi Masih Terkendala

Anggota Komisi IV DPR RI Suhardi Duka, saat mengikuti kunjungan kerja di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin (29/4/2024). foto: ist

SuaraTani.com - Manggarai Barat| Manajemen distribusi pupuk subsidi dinilai masih ada kendala. Ssehingga masih banyak dikeluhkan kekurangan atau kelangkaan pupuk di petani. 

Menteri Pertanian (Mentan) telah mengungkapkan bahwa jumlah pupuk subsidi pada tahun ini meningkat signifikan lebih dari 100%. Menjadi 9,5 juta ton dari tahun sebelumnya.

Anggota Komisi IV DPR RI Suhardi Duka, mengatakan, masalah akses petani terhadap pupuk subsidi terhambat birokrasi dan penggunaan teknologi. 

Ia memahami bahwa Kartu Tani memiliki tujuan baik untuk memastikan distribusi pupuk lebih tertarget dan terorganisir. Namun, implementasinya seringkali tidak praktis di semua wilayah. 

"Terutama di daerah yang petaninya belum familiar dengan teknologi seperti penggunaan PIN," jelas Suhardi dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (30/4/2024).

Diketahui Komisi IV melakukan kunjungan kerja di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin (29/4/2024).

Menurut Suhardi, permasalahan di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua petani bisa mengakses pupuk yang seharusnya mereka terima. 

"Masalahnya adalah, meskipun pupuk tersedia, petani tidak bisa mengambilnya. Karena terkendala proses birokrasi dan teknologi yang belum sesuai dengan kondisi di beberapa daerah," jelasnya.

Sebagai solusi, Suhardi menyarankan untuk melibatkan lebih banyak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam distribusi pupuk. 

"BUMDes bisa menjadi agen pupuk di desa. Dan, kepala desa yang mengetahui kondisi warganya bisa lebih efektif dalam mengidentifikasi siapa yang berhak menerima pupuk subsidi," ujar Suhardi.

Ia menambahkan bahwa masalah ini harus segera dicari solusinya oleh mitra kerja di Kementan dan BUMN. Untuk memastikan bahwa pupuk bersubsidi benar-benar bisa diakses oleh petani yang membutuhkannya. 

"Kami di Komisi IV terus mendorong agar distribusi pupuk lebih mudah dan dapat diakses oleh semua petani yang membutuhkan," tegasnya.

Dengan peningkatan kuantitas pupuk subsidi yang signifikan, diharapkan pemerintah dapat mengoptimalkan distribusi. Sehingga tidak ada gap antara ketersediaan dan aksesibilitas di lapangan bagi para petani di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin juga menyampaikan, Pupuk yang awalnya hanya 30% sekarang mencapai 9,5 juta ton. 

“Jadi hampir semua ter-cover, 2023 memang ini hanya 30% lebih yang dapat jatah pupuk bersubsidi,” tutupnya. * (jasmin)