Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menkeu Sebut Pusat Telah Belanjakan Anggaran Rp427,6 Triliun

Menkeu Sri Mulyani Indrawati pada konferensi APBN Kita edisi April 2024, Jumat (26/4/2024) di kantor Kementerian Keuangan, di Jakarta. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pada kuartal pertama tahun 2024, pemerintah pusat telah membelanjakan anggaran sebesar Rp427,6 triliun. Atau 17,3 persen dari target APBN. 

Angka ini menunjukkan kenaikan yang signifikan sebesar 23,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Menurut Menkeu, kenaikan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk aktivitas penyelenggaraan Pemilu. Selai itu, juga ada beberapa bantuan sembako pangan. 

"Kalau kita lihat realisasi subsidi juga cukup besar mempengaruhi dari sisi belanja non Kementerian/Lembaga (K/L) kita,” ungkapnya.

Menkeu mengatakan itu pada konferensi APBN Kita edisi April 2024, Jumat (26/4/2024) di kantor Kementerian Keuangan, di Jakarta.  

Menkeu menjelaskan, hingga akhir Maret 2024, belanja K/L telah mencapai 20,4 persen dari pagu yang telah ditetapkan yaitu Rp222,2 triliun. 

Di mana terjadi peningkatan signifikan pada komponen belanja pegawai sebesar 42,8 persen dibanding periode yang sama dari tahun sebelumya. 

Utamanya dikarenakan kenaikan gaji pegawai dan pensiunan, serta pemberian penuh 100 persen tukin pada THR.  

Selain belanja pegawai, Menkeu juga menyebut terdapat kenaikan pada belanja barang hingga mencapai Rp80,6 triliun atau 38,9 persen. Hal ini disebabkan belanja operasional terkait Pemilu.  

Sementara, belanja modal dan bantuan sosial juga dikatakan Menkeu menunjukan kenaikan yang cukup impresif dibandingkan tahun sebelumnya.

“Untuk belanja bansos yang mencapai Rp43,3 triliun, ada kenaikan dari tahun lalu yang base nya rendah yaitu Rp35,9 triliun,” sambung Menkeu. 

Sementara, selain belanja K/L juga terdapat belanja non K/L yang realisasinya sudah mencapai Rp205,4 triliun atau setara 14,9 persen dari pagu. 

Ia menyebut, pemberian subsidi dan kenaikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi penyumbang terbesar dalam realisasi belanja tersebut. 

“Debitur KUR jumlah orangnya meningkat 937,4 (ribu) dan itu cukup baik karena memang kita berharap akan lebih banyak dan lebih merata, jadi naiknya 88,6 persen,” ucapnya. * (wulandari)