Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menteri Arifin Buka Peluang Kolaborasi Percepat Transisi Energi di Forum IEA

Menteri ESDM Arifin Tasrif, menjadi pembicara kunci pada International Energy Agency (IEA) Global Summit on People-Centred Clean Energy Transitions di Paris, Prancis. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menjadi pembicara kunci pada International Energy Agency (IEA) Global Summit on People-Centred Clean Energy Transitions. 

Dalam sesi pertama, yakni Responding to Shifting Labour Dynamics, Arifin menyampaikan Indonesia terbuka untuk berbagai peluang kolaborasi untuk capai target transisi energi.

Menurutnya, prioritas Pemerintah Indonesia saat ini, adalah mempercepat pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Dan, memensiunkan sumber energi fosil secara bertahap. 

Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung upaya transisi energi global, dengan menetapkan target reduksi emisi hingga 43% pada 2030. 

"Pemerintah Indonesia kini sedang menyiapkan 2nd Nationally Determined Contribution (NDC). Dengan target penurunan emisi yang lebih ambisius," kata Arifin di kantor IEA Paris, Perancis, Jumat (26/4/2024).

Untuk mencapai target tersebut, kata Arifin, pihaknya terbuka untuk berkolaborasi dalam hal transfer teknologi, berbagi pengetahuan, dan pembiayaan hijau. 

"Mempercepat pencapaian target sebelum tahun 2060 berarti membutuhkan lebih banyak upaya untuk memobilisasi sumber daya," ujar Arifin.

Dikatakannya, transisi menuju energi bersih, harus mampu memberikan dampak sosial-ekonomi yang positif. Dan, memberikan manfaat bagi masyarakat dengan memastikan energi terjangkau untuk semua melalui keterlibatan masyarakat yang inklusif.

Pemerintah kata Menteri Arifin, telah melaksanakan beberapa program untuk mempercepat transisi energi. Salah satu yang dilakukan adalah pengembangan dan peningkatan infrastruktur energi di seluruh penjuru negeri. 

Selain itu, dilakukan pengembangan 130 ribu unit konverter kit untuk nelayan, pengembangan sektor pengolahan mineral untuk mendukung pertumbuhan permintaan dari industri kendaraan listrik. 

Pemerintah juga menyediakan sekitar 21 ribu unit baterai portabel untuk rumah tangga yang tinggal di daerah terpencil yang jauh dari jaringan listrik.

Pemerintah Indonesia juga melakukan pembangunan sekitar 1 juta jaringan gas kota untuk rumah tangga. Dengan target 10 juta jaringan gas kota pada tahun 2030. 

"Juga penyediaan 21 unit biogas komunal untuk akses memasak bersih, penyaluran 2 ribu kompor listrik dan 500 ribu rice cooker pengganti LPG," imbuh Arifin.

Dari sektor pembangkit listrik, pembangunan 21 unit PLTS hybrid dan diesel yang berkapasitas hampir 3 MWp. Pembangunan 62 unit PLTMH dengan kapasitas lebih dari 5 MWp, sekitar 1.000 PLTS untuk elektrifikasi pedesaan dengan kapasitas lebih dari 28 MWp.

"Pemerintah juga menyiapkan berbagai paket insentif untuk konversi sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik," tutur Arifin. * (wulandari)