Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Produksi Daging Nasional Perlu Ditingkatkan Wujudkan Target Swasembada

Deputi Bidang Perekonomian Satya Bhakti Parikesit. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Peningkatan produksi daging perlu didorong untuk mewujudkan target swasembada nasional pada tahun 2026 yang ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Pada tahun 1970-an Indonesia pernah tercatat sebagai eksportir daging sapi. Dengan jumlah kiriman kurang lebih 15 ribu sapi dan kerbau ke negara Singapura dan Hongkong. 

Namun, saat ini tingkat ketergantungan Indonesia pada importasi daging sapi sangat besar. Dalam catatan BPS tahun 2022, impor daging sapi Indonesia sebesar 225 ribu ton dengan nilai mencapai USD861,5 juta. 

"Sekitar 183 ribu ton atau 81,2 persen dari total impor hanya berasal dari dua negara. Yaitu Australia 105 ribu lebih ton dan India 77.500 ton daging,” ucap Deputi Bidang Perekonomian, Sekretariat Kabinet (Setkab), Satya Bhakti Parikesit.

Hal tersebut disampaikan Bhakti dalam Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) mengenai Strategi Peningkatan Produksi Daging Ruminansia Menuju Swasembada Daging Nasional: Seri I. Kegiatan digelar secara daring, Kamis (25/4/2024).

“Menjelang berakhirnya periodisasi kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo, kiranya kita perlu melihat sejauh mana progres program dan kebijakan tersebut. Selanjutnya menyusun strategi dan komitmen bersama seluruh stakeholders. Hal ini untuk memastikan keberlanjutan kebijakan dimaksud pada masa kepemimpinan presiden yang akan datang,” ujar Bhakti.

Dikatakannya, tingginya ketergantungan terhadap produk impor sangat berkolerasi dengan tingginya harga daging sapi di tanah air. Karena itu, Bhakti mendorong adanya peningkatan produksi daging nasional.

Ia pun mengharapkan diskusi yang dihadiri para kementerian/lembaga terkait ini dapat menghasilkan solusi yang konstruktif. Untuk peningkatan produksi sekaligus upaya mewujudkan swasembada daging nasional.

Menurut Bhakti, beberapa persoalan lainnya, termasuk saat ini di Indonesia, tantangan outbreak virus penyakit mulut dan kuku (PMK). Sejak 3 April 2022 penyakit ini banyak menyerang hewan berkuku belah, termasuk sapi dan kerbau.

"ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dalam swasembada daging nasional,” jelasnya.

Hadir sebagai narasumber dalam diskusi ini yaitu Asisten Deputi Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pujo Setio; Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Kementerian Pertanian, Agung Suganda.

Koordinator pada Direktorat Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Badan Pangan Nasional, Jan Piter Sinaga. 

Turut hadir Kepala Bidang Pertanian, Puji Wisudya Rakhmawati selaku moderator serta perwakilan kementerian/lembaga terkait sebagai peserta. * (putri)