Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pupuk Indonesia dan BUMN Brunei Teken HoA Pengembangan Urea dan Amonia

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dan Chief Executive Officer BFI Sdn Bhd, Harri Kiiski menandatangani perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement (HoA) tentang pengembangan urea dan amonia. foto: ist

 SuaraTani.com - Abu Dhabi| PT Pupuk Indonesia (Persero) berinisiatif menjajaki pengembangan urea dan amonia bersama Brunei Fertilizer Industries Sdn Bhd (BFI), BUMN dari negara jiran, Brunei Darussalam.

Kedua BUMN masing-masing negara ini sepakat menandatangani perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement (HoA) tentang pengembangan urea dan amonia. 

Kerja sama ini ditandatangani langsung oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dan Chief Executive Officer BFI Sdn Bhd, Harri Kiiski di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Rahmad Pribadi mengatakan, Pupuk Indonesia menyambut baik kerja sama pengembangan urea dan amonia dengan Brunei Fertilizer Industries.

Kerja sama ini sejalan dengan mandat yang diterima Pupuk Indonesia sebagai pemimpin penopang ketahanan pangan nasional. 

"Sebagai BUMN, Pupuk Indonesia dengan inovasi dan kinerja terbaik terus mendukung peningkatan produktivitas pertanian. Dan, mendorong transformasi hijau industri pupuk dan petrokimia Indonesia,” ungkap Rahmad dalam keterangan resminya, Rabu (24/4/2024).

Menurut Rahmad, kerja sama ini diinisiasi oleh Pupuk Indonesia dan akan terus diperluas dengan melibatkan produsen pupuk dari negara-negara ASEAN lainnya. Hal ini guna mendorong ketahanan pangan di tingkat regional.

Dikatakannya, inti kerja sama ini mencakup kesepakatan kedua belah pihak untuk menjajaki sinergi dalam pemasaran, layanan operasional dan pemeliharaan.

Kolaborasi proyek pengembangan pabrik, serta pengadaan peralatan penting dan suku cadang darurat. Kedua perusahaan pelat merah ini juga akan berbagi pembelajaran mengenai aspek-aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan. Serta  kolaborasi dalam berbagi pengetahuan dan pelatihan. 

Rahmad menjelaskan, kerja sama ini merupakan upaya bersama antara BFI dan Pupuk Indonesia sebagai langkah awal. Untuk membangun ekosistem yang saling membangun dalam industri pupuk di ASEAN.

Dimulai dari Indonesia dan Brunei. Ke depan, banyak area untuk komitmen dan kerjasama dengan BFI dan produsen pupuk lainnya di ASEAN.

Pupuk Indonesia kata Rahmad, melihat kerja sama ini akan memperkuat hubungan regional, utamanya di wilayah ASEAN. 

"Kami sebagai produsen pupuk di regional ASEAN ingin memastikan tidak adanya interupsi proses dalam kegiatan kami. Karena ketersediaan pupuk terkait langsung dengan ketahanan pangan. Dalam hal ini tentu juga menyangkut ketahanan pangan regional,” jelas Rahmad.

Setelah proses penandatanganan, Pupuk Indonesia dan BFI akan membentuk tim bersama yang terdiri dari perwakilan kedua belah pihak. 

Anak perusahaan juga dapat terlibat dalam implementasi lebih lanjut berdasarkan perjanjian yang telah ditandatangani.

Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer BFI Harri Kiiski menyambut baik kerja sama pengembangan urea dan amonia bersama Pupuk Indonesia. 

“Tidak hanya sebagai hubungan antar-perusahaan, namun sebagai hubungan antar-negara di tingkat regional ASEAN. Kami meyakini kerja sama ini adalah workable partnership yang akan memberikan benefit untuk semua pihak, baik BFI maupun Pupuk Indonesia,” jelas Harri.

Dengan kapasitas produksi mencapai 1.365.000 ton metrik urea per tahun, BFI yang didirikan pada 2013, merupakan salah satu pabrik pupuk terbesar di kawasan Asia Tenggara. 

Sebagai BUMN, BFI senantiasa berkomitmen untuk mendukung hilirisasi industri minyak dan gas Brunei Darussalam secara progresif dan dinamis.

Sementara, Pupuk Indonesia, sebagai perusahaan pupuk terbesar di Asia Pasific, Timur Tengah, dan Afrika Utara, saat ini memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 9,4 juta ton. Dan, amonia 7 juta ton. 

Dengan kapasitas tersebut, Pupuk Indonesia menjadi salah satu pilar penting dalam menopang ketahanan pangan nasional. Dan, memainkan peran yang signifikan dalam mendukung ketahanan pangan regional, khususnya di ASEAN. * (junita sianturi)