Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sebanyak 1.000 Ton Beras Asal Vietnam akan Masuk Sumbawa, Padahal Petani Sedang Panen

Sebanyak 1.000 ton beras impor asal Vietnam akan masuk ke Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui proses bongkar muat di Pelabuhan Lembar. foto: antara

SuaraTani.com - Jakarta| Sebanyak 1.000 ton beras impor asal Vietnam akan masuk ke Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui proses bongkar muat di Pelabuhan Lembar.

Tindakan tersebut akan merugikan petani mengingat saat ini para petani sedang panen raya. 

Karena itu, Anggota DPR RI, Johan Rosihan mengingatkan Bulog agar jangan sembarangan melakukan pasokan beras ke wilayah sentra produksi beras nasional. 

Menurutnya, harus ada pertimbangan yang matang untuk menjaga keberpihakan kepada petani yang tengah menghadapi musim panen raya. Dan, semua petani sedang dilanda kekhawatiran jatuhnya harga gabah akibat pasokan beras impor ini.

“Masuknya beras impor ke Pulau Sumbawa bakal mencekik petani. Ini akan mengganggu beban mental petani yang sedang berusaha meningkatkan produksi beras,” ujar Johan dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (8/4/2024) di Jakarta.

Pemerintah kata Johan, harus sadar bahwa pasokan beras impor ini akan mempengaruhi harga di tingkat petani. Untuk itu, pemerintah harus bertanggung jawab menjamin agar harga gabah di tingkat petani tidak jatuh.

“Pemerintah harus bertanggung jawab terhadap semua kerugian yang dialami petani akibat dari pasokan beras impor ini,” ucap Johan.

Selain itu, lanjut Johan, pemerintah harus menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) saat pasokan beras impor tersebut masuk ke Pulau Sumbawa agar harga jual petani tidak jatuh. Sehingga, para petani dapat menikmati keuntungan pada saat panen raya ini.

“Pemerintah harus pastikan bahwa petani tidak boleh mengalami kerugian akibat pasokan beras impor ini. Kita harus memberi dukungan bagi semua petani untuk meningkatkan produksi beras di kawasan sentra beras seperti di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat ini,” imbuh Johan.

Johan juga meminta Bulog jangan berdalih bahwa pasokan tersebut untuk kebutuhan bantuan pangan. Sebab, bantuan pangan untuk masyarakat haruslah diprioritaskan bersumber dari hasil keringat petani di Sumbawa dan KSB.

Sehingga daerah sentra beras mampu berfungsi sebagai sumber utama pasokan beras di wilayah tersebut.

Sebagai contoh di Kabupaten Sumbawa sejak Bulan Januari 2024 sudah terealisasi 730 hektare dan puncak panen raya April ini diprediksikan mencapai 15.450 hektare.

"Apakah daerah surplus beras ini harus dirasuki lagi oleh pasokan impor, sungguh di luar nalar,” tutupnya. * (putri)