Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ekosistem Budi Daya Lobster di Batam Tunjukkan Hasil Signifikan

KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) mengembangkan ekosistem budi daya lobster di Batam, Kepulauan Riau. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) mengembangkan ekosistem budi daya lobster di Batam, Kepulauan Riau.

Budi daya kekerangan ini menunjukkan perkembangan signifikan dalam memenuhi kebutuhan pakan lobster budi daya. 

“Kenapa modeling lobster dibangun di Batam? Karena berdasarkan kajian ilmiah, perairannya kaya nutrien untuk pertumbuhan kekerangan sebagai pakan lobster," jelas Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu dalam siaran resmi KKP dikutip, Jumat (14/2/2025) di Jakarta.

Dikatakannya, KKP telah melakukan kerja sama dengan pembudidaya kekerangan di Tanjung Uma. 

"Alhamdulillah hasilnya bagus bisa memangkas biaya pakan hingga 35%,” ujarnya. 

Kerja sama yang baik dengan kelompok pembudidaya kekerangan di Batam menghasilkan manfaat yang saling menguntungkan. 

Pembudidaya nantinya bisa meningkatkan hasil panen kerang hijaunya sekitar 30% dari jumlah produksi sebelumnya untuk memenuhi permintaan rumah makan atau restoran. 

Sementara KKP dalam hal ini Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam bisa mendapatkan kerang kupang untuk kebutuhan pakan lobster di modeling budidaya lobster. 

“Kerang kupang yang selama ini dibuang oleh pembudidaya kerang di Batam, sekarang BPBL Batam ambil untuk pakan lobster. Kerang ini menjadi pakan berkualitas bagi lobster dengan kandungan nutrien yang baik. Sama halnya dengan kerang coklat, kerang ini termasuk kerang yang tidak dikonsumsi manusia,” jelas Tebe.

Kepala BPBL Batam, Ikhsan Kamil, mengatakan kerja sama dengan kelompok pembudidaya kekerangan di Tanjung Uma Batam sudah memperlihatkan hasil yang bagus. 

Kelompok pembudidaya sudah mulai panen kerang kupang. Hasil panennya sesuai dengan target, sehingga bisa memangkas biaya pakan hampir mencapai 35%. 

Untuk meningkatkan produktivitas pembudidaya kerang, BPBL Batam telah memberikan bantuan  berupa tiga unit keramba jaring apung (KJA) masing-masing unit ada empat lubang dengan luas KJA masing-masing 3x3 meter. 

Kemudian media pemeliharaan kerang berupa tali yang digantung dan dipasang pelampung sebanyak 250 tali kerang per unit KJA untuk dikelola oleh tiga kelompok pembudidaya kerang. 

Fasilitas ini nantinya dapat menambah hasil produksi kerang hijaunya sekitar 30% dari total produksi sebelumnya.

“Alhamdulillah dengan adanya bantuan sarana dan prasarana budidaya kerang dari BPBL Batam, produksi kerang hijau kami nanti bisa meningkat dari sebelumnya dan bisa menambah penghasilan kami per bulannya. Kami juga sangat bangga bisa panen kerang kupang sesuai dengan yang ditargetkan dan bisa menyuplai kebutuhan pakan lobster disini, " kata Rusli, seorang pembudidaya. 

Sebagai informasi, pengembangan modeling budidaya lobster merupakan bagian dari program ekonomi biru KKP yang digagas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Lobster sendiri masuk dalam komoditas yang diprioritaskan menjadi unggulan ekspor perikanan Indonesia di masa depan. * (putri)