Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

NGO Diajak Tingkatkan Kualitas SDM Kelautan dan Perikanan

Kepala BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM KP (BPPSDM KP) mengajak organisasi non-pemerintah (NGO) bersinergi membangun sumber daya manusia (SDM) unggul di sektor kelautan dan perikanan

Upaya KKP untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diantaranya melalui program penyuluhan, pendidikan, pelatihan, serta standardisasi dan sertifikasi yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha, industri, dan masyarakat.

Selain inovasi model pelatihan seperti learning management system (LMS), pelatihan hybrid, dan community learning center, Nyoman juga menekankan pentingnya keberpihakan pada kelompok rentan seperti perempuan, pemuda, dan masyarakat adat pesisir

Ia mengajak agar setiap capaian kolaborasi terdokumentasi dengan baik untuk menjadi rujukan nasional maupun internasional.

“Kami membuka ruang kemitraan yang inklusif dan produktif dengan berbagai NGO yang memiliki kepedulian dan kapasitas dalam mendukung pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, sejalan dengan kerangka ekonomi biru,” ujar Kepala BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta, dalam siaran pers, Jumat (21/8/2025) di Jakarta.

Ke depan, Nyoman mendorong terbangunnya roadmap kolaborasi jangka menengah-panjang yang strategis, terukur, dan berorientasi hasil. 

Program yang dijalankan dirancang selaras dengan agenda nasional ekonomi biru, meliputi konservasi laut, penangkapan terukur, budi daya berkelanjutan, pengawasan berbasis teknologi, dan penanganan sampah plastik laut.

Lebih Berdampak

Nyoman Radiarta yakin, dengan semangat kolaborasi dan saling percaya, kita dapat membentuk ekosistem pengembangan SDM kelautan dan perikanan yang lebih kuat dan berdampak langsung bagi masyarakat. 

Pihaknya telah menginisiasi pertemuan dengan perwakilan delapan NGO yang bergerak di bidang kelautan, perikanan, dan lingkungan, yakni Rare Indonesia, Yayasan Rekam Nusantara, Coral Triangle Center.

Yayasan Konservasi Alam Nusantara, SMERU Research Institute, EDF Indonesia, Destructive Fishing Watch Indonesia, dan WWF Indonesia belum lama ini.

Menurut Kepala Pusat Pelatihan KP, Lilly Aprilia Pregiwati, sinergi ini tidak hanya memperkuat kapasitas internal BPPSDM KP, tetapi juga membangun jejaring yang lebih luas. 

"Pertemuan ini diharapkan menjadi wadah untuk bertukar informasi, menjajaki potensi kerja sama, dan menemukan peluang kolaborasi baru yang dapat memberikan dampak nyata bagi program strategis BPPSDM KP,” ujarnya.

BPPSDM KP sendiri telah menjalin kolaborasi nyata dengan sejumlah mitra NGO, mulai dari pengembangan kurikulum dan modul pelatihan berbasis Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM), konservasi, adaptasi perubahan iklim, hingga pengolahan hasil perikanan dan sistem e-learning. 

Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kompetensi masyarakat, tetapi juga memperkuat jejaring dan replikasi praktik baik di berbagai daerah.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan pentingnya kolaborasi dengan multi-stakeholder dalam membangun sektor kelautan dan perikanan berbasis ekonomi biru

Kolaborasi ini sangat dibutuhkan agar pembangunan sektor ini dilakukan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir, termasuk sumber daya manusia di dalamnya. * (erna)