
SuaraTani.com - Jakarta| Anggota Komisi IV DPR RI, Riyono, menegaskan bahwa penolakan ekspor udang Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) murni persoalan perang dagang, bukan karena kandungan isotop radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Hal ini ia sampaikan dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Wamen Kelautan dan Perikanan (KKP) di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Riyono mengatakan, persoalan ini sebelumnya sudah disampaikan dalam rapat bersama Menteri KKP. Saat itu, pemerintah menegaskan hasil investigasi menunjukkan kandungan Cs-137 pada udang ekspor PT Bahari Makmur Sejati (BMS) masih dalam kategori aman.
“Berdasarkan Permenkes Nomor 1031 Tahun 2011, kandungan maksimal Cs-137 adalah 500. Sementara pada produk udang yang diekspor ke Amerika kandungannya hanya 68. Jadi ini aman,” tegas Riyono.
Ia meminta KKP, khususnya Direktorat Jenderal Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, agar tidak menyerah menghadapi situasi ini.
“Ini murni perang dagang dengan Amerika. Kita harus berjuang habis-habisan memastikan bahwa produk udang kita diterima dan tidak dianggap bermasalah,” ujarnya.
Politisi PKS itu juga mengingatkan agar udang yang dikembalikan dari Amerika tidak dimusnahkan, karena tetap layak konsumsi.
Riyono mendorong agar produk tersebut bisa dimanfaatkan kembali, termasuk kemungkinan untuk diekspor ke pasar lain.
Sebelumnya, Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, mengungkapkan bahwa pemerintah sebelumnya sudah menutup tiga pabrik peleburan logam di dekat PT BMS, jauh sebelum kasus udang terkontaminasi Cs-137 terungkap.
PT BMS sendiri merupakan perusahaan pengolahan udang asal Serang, Banten, yang produknya ditolak masuk ke pasar Amerika. * (erna)