Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bapanas Perluas Gerakan Selamatkan Pangan di 17 Provinsi

Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus memperluas langkah konkret dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui Gerakan Selamatkan Pangan (GSP). 

Gerakan yang diinisiasi sejak 2022 ini kini telah menjangkau 17 provinsi, dengan capaian penyelamatan lebih dari 224 ton pangan yang berhasil disalurkan kepada 456 ribu lebih penerima manfaat. 

Dalam momentum Hari Ritel Nasional 2025 di Jakarta, Kamis (6/11/2025), Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mendorong kolaborasi lebih erat antara pelaku ritel, UMKM, bank pangan, pemerintah daerah, serta komunitas masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan pangan yang layak konsumsi.

“Pencegahan food loss dan food waste ini membutuhkan komitmen kita semua dalam rangka memperkuat ketahanan pangan secara menyeluruh. Sejak 2022, Gerakan Selamatkan Pangan telah kita dorong agar pangan yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal dan tidak terbuang percuma,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (7/11/2025) di Jakarta.

Berdasarkan data BPS dan estimasi global, Indonesia berpotensi kehilangan hingga 31% pangan sepanjang rantai pasok—sekitar 17% berupa food waste di tingkat konsumen dan 14% food loss pada tahap produksi dan distribusi.

“Kalau kita mampu mengurangi 5 persen saja dari jumlah tersebut, maka itu sudah cukup untuk memperkuat kecukupan pangan bagi jutaan masyarakat,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Solihin menegaskan bahwa ritel siap menjadi mitra aktif dalam ekosistem penyelamatan pangan.

“Ini bukan lagi zamannya UMKM dan ritel berjalan sendiri-sendiri. Bukan bertanding, tapi bersanding. Ritel modern harus menjadi etalase untuk UMKM, termasuk dalam upaya penyelamatan pangan dan pengurangan pemborosan. Jika kita bergerak bersama, dampaknya akan jauh lebih besar dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sarwo Edhy mengatakan, Bapanas melaksanakan berbagai intervensi untuk menekan kehilangan dan pemborosan pangan, mulai dari edukasi dan kampanye perubahan perilaku konsumsi, hingga fasilitasi redistribusi pangan. 

Melalui kerja sama dengan pelaku usaha dan bank pangan, Bapanas juga menyediakan dukungan logistik seperti food truck dan mobil berpendingin agar pangan dapat didistribusikan tepat sasaran dan dalam kondisi baik.

Selain itu, penguatan sistem data dan pelaporan terus dikembangkan melalui platform digital “Stop Boros Pangan” (sbp.badanpangan.go.id) yang memungkinkan pelaku ritel maupun masyarakat melaporkan dan berkontribusi langsung dalam kegiatan penyelamatan pangan.

Hingga Oktober 2025, tercatat 40 pelaku usaha dan 23 bank pangan telah aktif berpartisipasi dalam gerakan ini di berbagai daerah. 

Kolaborasi tersebut berhasil menyalurkan hasil penyelamatan pangan ke masyarakat rentan di perkotaan maupun daerah terpencil, sekaligus menjadi model praktik baik dalam pengelolaan pangan berkelanjutan.

Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, Nita Yulianis, menegaskan bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai target penyelamatan pangan sebagaimana diarahkan dalam RPJMN dan komitmen global SDGs 12.

“Gerakan penyelamatan pangan ini sudah berjalan dan menunjukkan hasil. Tantangan kita saat ini adalah memperluas jangkauannya melalui kolaborasi yang lebih kuat, terutama dengan sektor ritel yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” ungkapnya.

“Kita sebenarnya sudah punya banyak praktik baik di berbagai daerah, ada bank pangan, komunitas kampus, kelompok masyarakat, hingga pelaku usaha yang sudah bergerak. Yang kita lakukan hari ini adalah menyambungkan titik-titik itu, menguatkan jejaringnya, dan memastikan kolaborasinya berjalan,” tambahnya.

Melalui perluasan Gerakan Selamatkan Pangan ini, Bapanas menegaskan komitmennya untuk tidak hanya memastikan pangan tersedia, tetapi juga memastikan tidak ada yang terbuang, sehingga setiap butir hasil bumi dapat benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan. * (erna)