Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Produksi Beras Tinggi, Rokhmin Dahuri Kritik Pendapatan Petani Rendah, Rp2,4 Juta Per Bulan

Produksi beras nasional diproyeksikan mencapai 34 juta ton tahun ini. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Anggota Komisi IV DPR RI, Rokhmin Dahuri, mengapresiasi capaian produksi beras nasional yang diproyeksikan mencapai 34 juta ton tahun ini. 

Menurutnya, momen tersebut menjadi era kebangkitan pertanian di era Presiden Prabowo.

“Fakta empiris di lapangan menunjukkan kita insya Allah mencapai swasembada beras tahun ini dengan produksi 34 sekian juta ton, sementara konsumsi hanya sekitar 31 juta ton,” ujar Rokhmin, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (24/11/2025), 

Namun, ia mengkritik adanya kesenjangan antara peningkatan produksi beras dengan kesejahteraan petani. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan petani merupakan yang terendah dibanding rata-rata nasional, yaitu sebesar Rp2,4 juta per bulan. 

“Pendapatan petani sampai saat ini masih terendah, sekitar Rp2,4 juta per bulan, sedangkan rata-rata nasional Rp2,7 juta,” tegas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu.

Rokhmin menambahkan bahwa tolak ukur kesejahteraan petani tidak cukup hanya berbasis Nilai Tukar Petani (NTP), tetapi juga mempertimbangkan real income. Di mana standar Bank Dunia terhadap pendapatan layak bagi petani berkisar Rp7,5 juta per bulan. 

“Yang dimaksud petani sejahtera menurut Bank Dunia itu kalau pendapatannya Rp7,5 juta per bulan,” jelas Guru Besar Kelautan dan Perikanan IPB University Bogor ini.

Karena itu, Rokhmin mendesak Kementerian Pertanian untuk memperkuat upaya peningkatan pendapatan petani. 

“Tolong terus upayakan agar kesejahteraan petani itu meningkat, bukan hanya berdasarkan NTP tetapi real income mereka,” kara Rokhim.

Ia juga meminta pemerintah untuk tidak berhenti pada swasembada beras, tetapi juga memperluas komoditas lain yang berpotensi meningkatkan produksi nasional. 

“Swasembada pangan jangan hanya beras, tetapi juga komoditas penting seperti jagung, gula, dan daging,” pungkasnya. * (wulandari)