Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Melonjak, Ekspor Krisan Sumut ke Jepang Capai Rp851,7 Juta

Petugas Karantina Belawan melakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya  organisme pengganggu tumbuhan (OPT) terhadap bunga krisan sebelum diekspor. Pemeriksaan dilakukan di gudang pemilik agar komoditas dapat langsung diberangkatkan saat tiba di pelabuhan laut. suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Medan| Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat adanya lonjakan ekspor komoditas sub sektor hortikultura asal Sumatera Utara (Sumut) berupa bunga hias, Krisan yang signifikan hingga minggu ke-3 Februari 2021.

Sistem perkarantinaan, IQFAST Barantan mencatat, sebanyak 190 ribu batang bunga Krisan (Dendranthema lavandulifolium) senilat Rp851,7 juta dari Kabupaten Karo, berhasil di ekspor ke Jepang. Ekspor tersebut dilakukan dengan empat kali pengiriman. Sementara untuk komoditas sama  di tahun 2020 sebanyak 25 ribu batang dengan nilai Rp104,5 juta.

“Kami menyiapkan percepatan layanan fasilitasi karantina untuk ekspor bunga krisan yang jumlahnya melonjak di awal tahun 2021. Pemeriksaan dilakukan di gudang pemilik agar komoditas dapat langsung diberangkatkan saat tiba di pelabuhan laut,” kata Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi PM Yusmanto melalui keterangan tertulisnya, Senin (22/1/2021).

Menurut Yusmanto, pihaknya selaku koordinator upaya peningkatan ekspor pertanian di Sumut selain melakukan percepatan layanan pada proses bisnis agar komoditas dapat diterima di negara tujuan, juga memberikan bimbingan teknis bagi para petani dan pelaku usaha. 

“Bimtek dilakukan dengan pendekatan komoditas, harapannya semua produk unggulan ini dapat bersaing di pasar ekspor,” tuturnya.

Secara teknis, Yusmanto menjabarkan bahwa bunga krisan harus dikemas  dengan cara dan standar negara tujuan. Dan agar tetap segar, komoditas dikirim dengan menggunakan peti kemas berpendingin atau reefer (refrigerated container, red). 

“Dan yang tidak kalah pentingnya adalah harus bebas dari serangga hidup dan nematoda berjenis Radopholus similis,” jelasnya.

Perkuat Sinergistas

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengapreasiasi peningkatan volume ekspor komoditas ekspor unggulan asal Kabupaten Karo, Sumut.  Hal ini sejalan dengan program strategis Kementerian Pertanian dalam mendongkrak ekspor pertanian. 

Sebagai informasi, program jangka panjang yang digagas oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berupa Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks). Gerakan ini mengakomodir semua kepentingan para pelaku pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir.

Dan selaku fasilitator pertanian pada perdagangan internasional, selain melengkapi sarana dan prasarana serta SDM yang mumpuni, pihaknya juga terus memperkuat sinergisitas dengan seluruh entitas.

“Ekspor bukan hanya soal angka, ini adalah kebanggaan bagi kita sebagai bangsa agraris. Barantan siapkan ‘karpet merah’ bagi eksportir pertanian,” ujar Jamil. * (junita sianturi)