Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pabrik Gula Kwala Madu Lakukan Penggilingan Tebu 3.200 Ton

 

Operator traktor mengangkut tebu milik PTPN II untuk digiling di Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM)  tahun 2020-2021 sebanyak 3.200 ton, Rabu (3/2/2021) di  areal pabrik di Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut). suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Medan| Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II melaksanakan pengilingan  tebu tahun 2020-2021 sebanyak 3.200 ton, Rabu (3/2/2021) di  areal pabrik di Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut).

Acara tersebut dihadiri langsung Direktur  PTPN II, Irwan Peranginangin, Komisaris Utama, Amri Siregar, Komisaris Independen, Bambang Setia Hidayat, SEVP Busssiness Support Sahriadi Siregar dan SEVP Operational RM Mulianta Sitepu.

Kemudian Kabag Kesekretariatan Perusahaan Kennedy Sibarani, Kasubag Humas Sutan Panjaitan, Ketua Serikat Pekerja PTPN II Tri Wahyudi dan jajaran pengurus, para manajer kebun tebu serta manajemen PGKM.

Direktur PTPN II, Irwan Peranginangin sebelum peresmian mengatakan,  pada 1 Februari 2021 yang lalu sudah dilakukan penebangan tebu perdana.

Irwan meminta kepada seluruh manajer kebun tebu dan manajer pabrik gula untuk melakukan kolaborasi atau kerja sama yang baik agar sasaran PTPN II untuk mencapai produktifitas 65 ton per hektare dan rendemen 6,2% bisa dicapai.

“Pada saat ini, teknologi sudah begitu maju dan berkembang dengan pesat. Karena itu diminta kepada para manajer kebun dan manajer pabrik untuk menggunakan teknologi dalam memantau secara real time kondisi yang berlangsung, baik di kebun maupun di pabrik gula,” kata Irwan dalam siaran persnya, Rabu (3/2/2021).

Salah satu contoh, kata dia, bagaimana para manajer bisa menggunakan gadget atau smartphone menjadi sumber informasi yang akurat mengenai kondisi lingkungan tempatnya bekerja. 

Irwan juga meminta kepada para manajer untuk memuji para pekerja pada saat kebun menghasilkan kualitas tebu yang baik. Tebu yang matang, bersih dan segar. Dan informasikan pula apabila ada kebun yang masih memberikan hasil tebu dengan kualitas kurang baik.

“Tidak lagi saatnya PTPN II saling menghujat dan menyalahkan. Namun, bagaimana setiap bagian dapat bersinergi dan berkolaborasi,” tegasnya.

Hal itu, kata Irwan, menjadi tuntutan bukan hanya produktifitas, tetapi berapa banyak gula kristal yang akan dihasilkan dari giling yang dilakukan pada 2021. PTPN II, kata Irwan, banyak menggantungkan harapan pada tahun ini, salah satunya pada kinerja pertanaman tebu.

Selama ini, PTPN II selalu menjadi "followers" atau pengikut. Mulai  tahun ini, Irwan ingin jajarannya untuk mengubah perusahaan mampu menjadi yang terdepan di sektor perkebunan. 

“PTPN II diharapkan dapat menjadi yang terbaik dalam menghasilkan raw sugar pada tahun ini dengan capain rendemen minimal 6,2%,” katanya lagi.

Sepanjang 10 tahun terakhir, PTPN II belum pernah mampu mencapai rendemen sebesar itu. Sehingga bila pada tahun ini dapat mencapainya maka akan menjadi sejarah baru bagi perusahaan.

Irwan memastikan PTPN II belum terlambat untuk memulai mencapai target 2021. Bahkan dari hasil observasi, kualitas tebu yang dihasilkan pada musim tanam ini lebih baik dari sebelumnya.

Jalin Kerja Sama

Irwan lebih jauh mengatakan, pada tahun ini juga, PTPN II menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan perkebunan (LPP) yang menghadirkan 56 orang mahasiswa semester akhir. Kerja sama ini bertujuan memberikan dukungan dalam pengawasan mutu.

Bila pengawasan mutu dapat ditingkatkan Irwan yakin target 65 ton tebu per haktare dapat diraih. Bukan hanya LPP, untuk ikut mendukung memonitor mutu PTPN II juga membentuk tim khusus. Tim ini juga akan terlibat dalam mengawasi mutu dan restant tebu di kebun.

Pada tahun lalu, Irwan sempat melihat adanya tebu yang belum diangkut dan tergeletak di tanah hingga tiga hari, setelah dipanen. Padahal kondisi itu dapat mengakibatkan penurunan kualitas secara drastis dan akan menghasilkan angka rendemen yang jauh dari harapan.

Karena itu dia ingin agar para manajer berkomitmen tidak ada lagi tebu yang belum diangkut lebih dari 24 jam setelah dipotong. Dia optimis dengan berbagai komitmen tersebut didukung lagi dengan cuaca yang baik saat ini, target produksi pada 2021 akan tercapai.

Manajer PGKM PT Perkebunan Nusantara II Lukman Nul Hakim Harahap mengungkapkan, kapasitas giling sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), pada tahun ini sebesar 3.200 ton tebu per hari, dengan perolehan gula sebanyak 197 ton (rendemen 6,16%). 

Lukman berharap dengan persiapan yang telah dilaksanakan, termasuk efesiensi beberapa peralatan, target yang dicanangkan dalam RKAP dapat tercapai. * (junita sianturi)