SuaraTani.com – Medan| Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup melemah 0,76% di level 6.241,80 setelah sempat diperdagangkan di bawah level 6.200. Pelemahan ini sedikit terpengaruh aksi jual yang melanda bursa di Asia. Sejumlah bursa mengalami tekanan jual yang signifikan.
“Akan tetapi kondisi tekanan yang terjadi tidak seburuk yang melanda IHSG,” kata Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, Jumat (26/2/2021), di Medan.
Ia mengatakan, tekanan tidak hanya dialami IHSG saja. Mata uang Rupiah pun mengalami tekanan sehingga harus ditutup melemah di level 14.235 per US Dolar.
“Di akhir pekan, baik IHSG dan Rupiah sama-sama terpuruk signifikan akibat lonjakan kenaikan imbal hasil obligasi di Amerika Serikat (AS). Sehingga bisa dibilang, faktor pemicu pelemahan pasar keuangan paling besar di pekan ini adalah dikarenakan peralihan dana investor ke pasar obligasi di AS,” ujar Gunawan.
Dikatakannya, tekanan terhadap pasar keuangan diprediksi masih akan berlanjut di pekan depan. Ini dikarenakan banyak data yang akan dirilis tetapi mayoritas data yang akan dirilis tersebut akan lebih buruk dari realisasi data sebelumnya.
“Dan jika ditambah dengan kekuatiran akan adanya tekanan berlanjut yang dipicu oleh kebaikan imbal hasil obligasi di AS, maka pelaku pasar akan berhati-hati dengan kemungkinan buruk tersebut,” pungkasnya. * (ika)