Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Harga Naik, Volume Ekspor Karet Turun

Petani menderes getah dari pohon karet. Meningkatnya intensitas curah hujan sebagai dampak dari fenomena La Nina yang terjadi di Indonesia sejak Oktober 2020, mengakibatkan berkurangnya produksi perkebunan karet di Sumatera Utara (Sumut). suaratani.com - dok

SuaraTani.com - Medan| Meningkatnya intensitas curah hujan sebagai dampak dari fenomena La Nina yang terjadi di Indonesia sejak Oktober 2020, mengakibatkan berkurangnya produksi perkebunan karet di Sumatera Utara (Sumut). 

“Akibat menurunnya produksi,  pabrik pengolahan karet remah (crumb rubber) mengalami kesulitan pasokan bahan baku. Hal ini membuat  volume ekspor karet periode Januari-Februari 2021 juga menurun,” kata  Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo)  Sumut Edy Irwansyah, Sabtu (13/3/2021), di Medan. 

Pada   Januari 2021, kata dia, volume ekspor turun berkisar 6,7% menjadi 64.974 ton dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020. Sementara volume ekspor Februari 2021 mengalami penurunan 3,1% menjadi 31.975 ton dibandingkan bulan sebelumnya.

Berkurangnya pasokan ini menurut Edy, berdampak pada harga jual karet alam TSR20 di bulan Februari 2021 sebesar US$168,56 sen  per kilogram (kg). 

"Harga ini terus mengalami peningkatan, karena hingga kemarin (12/3/2021), harga karet sudah sebesar U$S175,63 sen  atau meningkat US$7,07 sen per kg," katanya.

Lima negara tujuan utama ekspor karet Sumut adalah Jepang (25,9%), USA (20,6%), Brazil (9,2%), China (7,7%), dan Turki (4,6%). * (ika)