SuaraTani.com
- Pangandaran| Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono menyambut baik konsep PIAMARI atau Pangandaran Integrated
Aquarium and Marine Research Institute untuk menjadi salah satu fasilitas
terintegrasi antara riset teknologi kelautan dan eduwisata bahari. Namun
menurutnya perlu penataan dan peningkatan kualitas akuarium PIAMARI di beberapa
bagian agar dapat memaksimalkan konsep edukasi wisata serta menjaring
wisatawan.
"Konsepnya
sudah bagus, letaknya juga sudah sangat strategis namun ada 2 hal atau bagian
yang perlu diperbaiki, dikoreksi, diantaranya terkait penataan profiling
ikan-ikan yang diperlihatkan disini, agar edukasinya sampai, lalu yang kedua
terkait unsur-unsur rekreasinya, perlu perbaikan, penataan lagi dan juga
penambahan," kata Menteri Trenggono saat meninjau lokasi PIAMARI, di
Kompleks PPI Cikidang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (3/5/2021).
Menurut Trenggono, dua hal tersebut belum memenuhi syarat. Selain itu, ia juga menyampaikan pembangunan akuarium ini tidak boleh nanggung, semua harus didesain dengan baik, dan disiapkan juga bagaimana transportasinya. Ia juga berharap pembangunan akuarium PIAMARI ini tidak berhenti di Pangandaran saja, tetapi bisa dibuat juga di daerah lainnya di Indonesia. Menteri Trenggono mengatakan dirinya akan bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Kita
bisa buat ini di Indonesia bagian timur, hal-hal seperti ini harus dilakukan,
akan ada kerja sama dengan Kemenparekraf, karena kita ada kepentingan disini,
kepentingan keberlanjutan ekosistem laut dan kesehatan laut, dimana masa depan
laut adalah masa depan kita," ujarnya.
Menanggapi
hal tersebut, mantan Menteri KP, Susi Pudjiastuti yang
turut hadir dalam kunjungan kerja Menteri Trenggono menyampaikan bahwa
pembangunan PIAMARI ini adalah salah satu mimpinya saat menjabat, dan Susi
berpesan saat ini tugas Menteri Trenggono untuk melanjutkan, membuat PIAMARI
ini agar menjadi sentra kelautan dan perikanan, menjadi destinasi eduwisata
bahari dan riset teknologi kelautan dan perikanan yang semakin baik.
Kompleks PIAMARI mulai dibangun sejak tahun 2017, dimana terdapat 3 bangunan utama, yaitu Gedung Akuarium, Gedung Riset, dan Dormitory. Konsep pembangunan akuarium merujuk pada Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI) yang memadukan antara kegiatan eduwisata mengenai kehidupan bawah laut dengan kegiatan riset di bidang teknologi kelautan.
Gedung Akuarium memiliki luas 6.912 m2. Terdapat 3 akuarium raksasa, yang masing-masing diberi nama sesuai dengan peruntukan atau bentuknya, yaitu Schooling Aquarium, Tunnel Aquarium, dan Main Aquarium atau Theatre Aquarium. Selain itu terdapat pula 1 kolam sentuh dengan topik tide pool yang memungkinkan pengunjung untuk melihat lebih dekat dan berinteraksi dengan ikan-ikan yang ada di dalamnya, dan museum bahari di dalam gedung ini. Fasilitas yang ada diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan dan mengarusutamakan kelautan dan perikanan kepada masyarakat luas.
Daftar
koleksi ikan yang saat ini dipelihara di Schooling Aquarium PIAMARI sebagian
besar adalah ikan yang hidup di perairan Pangandaran. Koleksi ikan ini ada yang
diperoleh melalui belanja APBN Pusat Riset Kelautan, ada juga yang merupakan
sumbangan baik pribadi maupun institusi. Sementara, untuk Museum Bahari
ditampilkan materi-materi pamer berupa program dan kegiatan KKP serta
koleksi-koleksi lainnya, seperti Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT),
fosil-fosil ikan, instrumentasi yang menggambarkan teknologi kelautan dan
perikanan.
Untuk Tunnel
Aquarium, merupakan akuarium raksasa yang dirancang untuk menjadi nature
aquarium yang mampu menampilkan aquascape dari sebuah ekosistem air tawar
secara lengkap. Dengan panjang sekitar 47m, lebar rata-rata 3m, dan kedalaman
3m, akuarium yang dibuat dengan akrilik setebal 8cm ini digadang mampu
memecahkan rekor sebagai nature aquarium terbesar di dunia yang saat ini
dipegang oleh nature aquarium di Oceanário de Lisboa di Portugal yang
panjangnya 40m. Hal ini tentu saja akan menjadi ikon bagi Indonesia dan dunia.
Diharapkan dapat merangsang semakin tumbuhnya industri ikan hias di tanah air.
Posisi
PIAMARI yang strategis di salah satu destinasi wisata pantai terkemuka di Jawa
Barat, dengan jumlah kunjungan wisatawan hingga 3 juta per tahun, adalah faktor
potensial yang sangat mendukung tercapainya misi tersebut.
Selain
eduwisata, fokus kegiatan riset teknologi kelautan yang akan dilaksanakan di
PIAMARI meliputi pengembangan wahana dan instrumentasi pengukuran dan
pemantauan untuk dinamika pesisir dan laut, kebencanaan (tsunami), dan untuk
mendukung kegiatan produksi kelautan dan perikanan (energi baru dan terbarukan,
garam, perikanan tangkap, dan budidaya).
Perlu
diketahui, sejak tahun 2020 para peneliti dan perekayasa yang ditugaskan di
PIAMARI Pangandaran telah melakukan kegiatan kerekayasaan pembuatan prototipe
alat dan mesin teknologi kelautan. Ada 2 jenis prototipe yang sudah dihasilkan
Unit Rintisan Riset Teknologi Kelautan, yaitu Perangkat Ukur Murah Muka Air
Laut (PUMMA) sebanyak 7 unit dan Pemantau Parameter Lingkungan Tambak Garam
(PENTAGAR) sebanyak 4 unit.
Prototipe PUMMA
didedikasikan untuk menunjang sistem peringatan dini tsunami, sementara
PENTAGAR didedikasikan untuk mendukung manajemen produksi garam nasional. *(putri)