Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

OJK Jaga Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil

Kepala OJK Wilayah Sumatera bagian Utara Yusup Ansori saat memberikan keterangan kepada wartawan, beberapa waktu lalu. suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menjaga sektor jasa keuangan tetap stabil di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional. 

Berdasarkan data April 2021, sektor jasa keuangan masih solid di permodalan dan likuiditas yang tersedia serta terjaganya risiko kredit. 

Kepala OJK Wilayah Sumatera bagian Utara (Sumbagut), Yusup Ansori, menilai pemulihan ekonomi global terus berlanjut seiring pulihnya aktivitas perekonomian negara ekonomi utama dunia. 

"Di domestik, indikator perekonomian seperti sektor rumah tangga dan korporasi mengindikasikan perbaikan. Mobilitas penduduk di kuartal ke-2 meningkat signifikan yang diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi," kata Yusup Ansori dalam siaran pers, Senin (31/5/2021).

Ia mengatakan, OJK terus menjaga sektor jasa keuangan tetap stabil di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional, dengan senantiasa bersinergi bersama para pemangku kepentingan dalam mengeluarkan berbagai kebijakan. 

"Kita berkoordinasi dengan pemerintah daerah dengan menerbitkan kebijakan yang membantu mempercepat pemulihan ekonomi serta mendorong potensi ekonomi alternatif baru sesuai dengan keunggulan masing-masing daerah," ujarnya. 

Yusuf menjelaskan, pertumbuhan kredit hingga April masih terkontraksi sebesar 2,28% (yoy). Namun, kredit konsumsi mulai tumbuh positif 0,31% (yoy) sejalan dengan meningkatnya proporsi pengeluaran konsumsi terutama didorong oleh KPR sebagai hasil dari kebijakan stimulus Pemerintah, OJK dan BI dalam penyaluran KPR.

Kredit sektor pariwisata, lanjutnya, tercatat tumbuh sebesar 5,99% ditopang kenaikan kredit pada restoran/rumah makan 10,53% (mtm) dan angkatan laut domestik 1,24% (yoy). 

"Secara tahun berjalan (ytd), pertumbuhan kredit masih positif, terutama didorong oleh penyaluran kredit dari bank BUMN dan BPD. Kredit UMKM juga mulai menunjukkan perbaikan. Dari tren ini, pertumbuhan kredit Q1/2021 lebih baik dari 2020, sehingga masih terdapat ruang untuk pertumbuhan," sebut Yusuf. 

Disebutkannya juga, ruang pertumbuhan kredit juga didukung dengan suku bunga kredit yang terus turun. Hingga April suku bunga kredit modal kerja turun menjadi 9,08%, bunga kredit konsumsi menjadi 10,87% dan suku bunga kredit investasi di posisi 8,68%.  

OJK menyatakan suku bunga bukan satu-satunya faktor penentu tumbuhnya kredit perbankan, karena pertumbuhan kredit sangat ditentukan oleh permintaan masyarakat. 

"Permintaan atas kredit/pembiayaan akan kembali tinggi  apabila terjadi peningkatan mobilitas masyarakat yang mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut didukung upaya vaksinasi yang semakin meluas untuk meningkatkan imunitas dan kesehatan masyarakat yang terjaga baik," tutupnya. *(rag)