Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Wujudkan Program Prioritas Menteri, KKP Latih Nelayan dan Pembudidaya Sulut

       Kementerian KKP memberi pelatihan bagi nelayan di Kabupaten Minahasa Utara pada 29-30 April 2021. suaratani.com-ist


SuaraTani.com – Minahasa Utara | Sulawesi Utara (Sulut) memiliki potensi perairan dan perikanan yang melimpah, namun potensi tersebut sering kali tidak termanfaatkan dengan optimal, terutama pada subsektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang ramai digeluti masyarakat. Guna mengoptimalkannya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menyelenggarakan Pelatihan Penanganan Ikan Hasil Tangkapan di Kabupaten Minahasa dan Pelatihan Pembesaran Ikan Lele dengan Sistem Bioflok di Kabupaten Minahasa Utara secara serentak pada 29-30 April 2021.

Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Bitung, pelatihan yang diikuti oleh 60 orang pelaku utama kelautan dan perikanan Sulut ini digelar demi mendorong pemanfaatan potensi perikanan tangkap yang tinggi namun kerap memiliki kendala dalam penggunaan alat tangkap, perahu, dan penanganan ikan hasil tangkapan. Diketahui, Minahasa Utara memiliki potensi budidaya daerah yang memiliki luas air payau sebesar 467 hektare serta air tawar seluas 8.012 hektare.

Kepala BP3 Bitung, Ahmad Ridloudin menyebut, produksi perikanan tangkap di Kabupaten Minahasa mencapai 10.165,68 ton dengan beragam jenis ikan pelagis dan demersal, namun kualitas ikan hasil tangkapan sering kali sulit dipertahankan. Ia pun menyampaikan bahwa aktivitas perikanan air tawar yang banyak digeluti masyarakat Kabupaten Minahasa Utara yaitu pembudidayaan ikan di kolam tanah. Oleh karenanya, topik pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dan minat pelaku utama kelautan dan perikanan setempat.

“Salah satu persoalan mendasar nelayan kecil adalah ketidakmampuan mempertahankan kualitas atau mutu ikan hasil tangkapan, sementara pada budidaya ikan di kolam tanah yang lumrah digeluti pembudidaya setempat, perlu ditekan kebutuhan air dan pakan yang digunakan. Oleh karena itu perlu disiapkan SDM di bidang kelautan dan perikanan yang mumpuni agar kualitas produksi perikanan setempat memiliki harga yang bersaing, baik dipasar lokal maupun pasar ekspor,” sebut Ahmad dalam keterangan tertulis, Rabu (5/5/2021).

Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja menuturkan pelatihan penanganan hasil tangkapan ikan sejalan dengan ketiga program terobosan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono yang pertama yaitu meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan. Ia menyebut, program ini senada dengan konsen pemerintah daerah setempat.

“Penyiapan SDM yang terampil  untuk bersaing di pasar lokal maupun ekspor merupakan konsen dari pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara, yang tengah menggenjot ekspor ikan segar secara langsung ke berbagai negara kawasan bahkan ke Eropa. Program ini tentunya sejalan dengan program Menteri Trenggono dalam meningkatkan PNBP nasional,” ucapnya.

Sjarief menyebut, penerapan teknologi bioflok dalam budidaya ikan lele merupakan jawaban dari permasalahan air, pakan dan limbah yang kerap ditemui pembudidaya dengan media kolam tanah. Dengan sistem bioflok, kebutuhan air dan pakan dapat ditekan serta buangan limbah pun dapat berkurang, sehingga hasil ikan yang didapat tidak menimbulkan bau tidak sedap yang seringkali menurunkan harga jual.

“Menyikapi program terobosan untuk perikanan budidaya perlu sentuhan teknologi yang harus ditransfer kepada masyarakat. Salah satunya yaitu sistem bioflok untuk budidaya lele yang berguna dalam efisiensi air dan pakan, sehingga mengurangi biaya produksi pembudidaya. Limbah yang dihasilkan pun secara signifikan berkurang,” ujarnya.

“Kelebihan lain dengan menerapkan teknogi bioflok adalah daging ikannya gurih dan air media pemeliharaan tidak  bau, sehingga kualitas ikan yang dihasilkan pun lebih baik dari sistem budidaya tradisional. Kelebihan ini membuat daya jual ikan ikut meningkat di pasaran,” sambungnya.

Sebagai informasi, KKP tengah menunjang kesiapan penyuluh dalam mendukung program pengembangan kampung perikanan di berbagai daerah, yang merupakan strategi Menteri Trenggono di tahun 2021-2024. Dengan menggalang webinar temu teknis, para penyuluh perikanan dibekali tentang pemahaman kampung perikanan budidaya Ikan Nila Hias, Nila Bioflok, Ikan Lele dan Ikan Patin bersinergi dengan BBAT Sungai Gelam dan BPBAT Sukabumi, untuk Kampung Ikan Nila Salin dengan BBPBAP Jepara serta Kampung Ikan Kerapu dengan BPBAP Situbondo yang dilaksanakan pada bulan April 2021. *(jasmin)