Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

BPBL Batam Berhasil Memproduksi Benih Ikan Bawal Hybrid Secara Massal

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru melakukan panen ikan bawal sakti di Batam. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Balai Perikanan Budidya Laut (BPBL) Batam telah berhasil memproduksi benih ikan bawal hybrid secara massal. suaratani.com - ist    

SuaraTani.com – Jakarta| Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Balai Perikanan Budidya Laut (BPBL) Batam telah berhasil memproduksi benih ikan bawal hybrid secara massal.  

Bawal hybrid merupakan hasil perkawinan silang (cross breeding) antara induk betina bawal emas dengan induk jantan bawal bintang. 

“BPBL Batam juga telah berhasil memiliki induk produktif bawal emas saat ini sebanyak 60 ekor, sedangkan untuk calon induknya terdiri dari calon induk ukuran 800 gram sebanyak 55 ekor serta calon induk ukuran 200 gram sebanyak 1.000 ekor,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru dalam siaran persnya, Senin (15/11/2021), di Jakarta. 

Menurutnya, untuk mewujudkan produksi perikanan budidaya laut, KKP melakukan berbagai macam terobosan. Salah satunya yang kini menuai keberhasilan adalah pengembangan benih ikan bawal hybrid  ini sekaligus terus memproduksi kedua parent stock induk/calon induk Bawal Hybrid, yaitu  Bawal Emas dan Bawal Bintang. 

“Keberhasilan tersebut diharapkan mampu mendukung galur murni Bawal Emas dan Bawal Bintang bisa terus terjaga kemurniannya. Hal ini membuktikan bahwa saat ini status pengembangan teknologi perbenihan untuk memproduksi benih unggul kian dinamis," ungkap pria  yang biasa disapa Tebe ini.

Tebe mengatakan, peluang pasar ikan bawal seperti ikan Bawal Bintang dan Bawal Emas cukup besar, apalagi Bawal Emas yang mempunyai potensi di pasar ekspor. Usaha budidaya ikan bawal masih terbuka untuk berbagai skala usaha. 

“Sekali lagi  inovasi teknologi ini merupakan inovasi besar, karena Bawal Hybrid ini informasinya  mempunyai keunggulan pada ketebalan daging, pertumbuhannya yang lebih cepat, serta tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi,” jelasnya. 

Tentunya, lanjut Tebe, budidaya ikan bawal hybrid ini sangat membantu  pembudidaya dalam hal biaya produksi dan pendapatannya. 

“Diharapkan budidaya ikan bawal hybrid ini ke depannya dapat menyebar di luar wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), sehingga percepatan nilai produksi ikan laut meningkat secara signifikan,” urai Tebe.

Tebe menambahkan, dalam rangka mendukung program terobosan KKP, untuk pengembangan komoditas perikanan budidaya baik yang berorientasi ekspor dan pasar domestik, dilakukan melalui pendekatan blue economy.

Terdapat  tiga komponen. Pertama, ekologi agar generasi mendatang bisa terus menikmati sumber daya alam yang begitu melimpah. Komponen selanjutnya ekonomi dan inovasi teknologi. Terlihat inovasi teknologi dari BPBL Batam telah berhasil memproduksi benih bawal hybrid dapat memudahkan pembudidaya dalam usaha budidaya ikan bawal karena meningkatkan produktivitasnya dan incomenya.

Harapannya,  capaian dan inovasi ini tidak berhenti di sini, Unit Pelayanan Teknis (UPT) DJPB harus mampu membenihkan secara massal dan bisa didistribusikan ke wilayah Indonesia. 

“Performa produksi yang dimiliki Bawal Hybrid secara langsung akan mampu meningkatkan produktivitas dalam budidaya serta lebih berpotensi diminati pasar. Dan ini saya rasa merupakan keberhasilan yang cukup menggembirakan dalam upaya KKP menggenjot produksi ikan budidaya laut,” ujar Tebe. 

Sementara itu, Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Batam, Toha Tusihadi menyampaikan, bawal bintang relatif mudah pemijahannya, namun bawal bintang memiliki rasa dan daging yang kurang premium dibandingkan bawal emas. 

Sementara bawal emas mempunyai kesulitan dalam hal pemijahan, seperti sulit terbuahi telur-telur yang dihasilkan bawal emas. Sehingga melalui inovasi teknologi hibridisasi ini diharapkan kendala-kendala yang dihadapi selama ini bisa diatasi bersama. 

Seperti di antaranya mampu memperbaiki performance ikan bawal baik dari sisi pertumbuhan maupun kualitas produk. 

Jadi, kelebihan-kelebihan fenotip ikan bawal emas menyebabkan ikan bawal hybrid nantinya bisa lebih diminati di pasar internasional.

Toha menambahkan, BPBL Batam sudah memberikan bantuan benih bawal hybrid kepada pembudidaya di Provinsi Kepri, dan juga beberapa daerah di Kalimantan Selatan. 

“Pembudidaya yang telah kami berikan bantuan benih ikan bawal hybrid umumnya mereka senang dengan bawal yang mereka sebut bawal sakti karena memiliki atraktif pertumbuhannya cepat. Dalam waktu 5-6 bulan sudah bisa dilakukan pemanenan sementara bawal bintang membutuhkan waktu 7-8 bulan untuk dapat panen, dan juga tingkat kelangsungan hidup (SR) nya bisa mencapai 85-90%, sementara bawal bintang SR-nya 60-70%,” terangnya. * (putri)