Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Saham Kesehatan Turun, Kebijakan Investasi Perlu Berubah

Kinerja IHSG menguat seiring pembatalan pemberlakuan PPKM level 3 di masa Nataru. Hanya saham sektor kesehatan yang mengalami penurunan.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada hari ini dengan ditutup naik 0.85% di level 6.602,569. Kinerja IHSG membaik, tetapi tidak dibarengi dengan penguatan kinerja saham-saham farmasi dan rumah sakit. Kabar dari pemerintah yang tidak akan memberlakukan PPKM darurat level 3 selama Natal dan Tahun Baru (Nataru)  menjadi kabar buruk bagi saham di sektor tersebut.

Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin mengatakan, walau demikian kabar dibatalkannya PPKM darurat level 3 tetap menjadi katalis posiif bagi penguatan kinerja IHSG. Dunia usaha menyambut baik keputusan pemerintah terkait pembatalan PPKM itu sendiri. 

“Dengan kebijakan itu, perlukan kita merubah kembali strategi investasi kita?. Saya menilai merubah strategi investasi memang dibutuhkan, khususnya untuk jangka pendek,” sebut Gunawan di Medan, Selasa (7/12/2021).

Gunawan mengatakan, pembatalan kebijakan NATARU oleh pemerintah  tersebut lebih dikarenakan kepada pengendalian Covid-19 yang cukup baik di tanah air. Sementara kekhawatiran akan varian Covid-19 terbaru bernama Omicron tetap ada. Meskipun tentunya kita berharap varian covid 19 terbaru tersebut tetap bisa dikendalikan di tanah air.

Hanya saja, pelaku pasar menilai apa yang dilakukan pemerintah saat ini menjadi gambaran bahwa pemerintah mampu mengendalikan Covid 19, sehingga investor melirik saham-saham tertentu yang dinilai lebih baik kinerjanya di masa yang akan datang. 

‘Tetapi saya menilai ini merupakan strategi jangka pendek,” katanya.

Ditambahkannya, meskipun sejumlah ahli menyatakan kalau Omicron tidak lebih berbahaya dibandingkan dengan varian sebelumnya, dan belum ditemukan adanya kematian akibat varian Omicron tersebut, akan tetapi kepastian bahwa Omicron tidak menyebabkan wabah baru di tanah air belum bisa dipastikan 100%. 

Akan tetapi, Indonesia perlu bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuknya. Jadi investor masih berpeluang menerapkan strategi yang berbeda dengan kondisi yang berbeda nantinya. Namun dalam jangka pendek memang perlu merubah strategi investasi.

“Untuk berinvestasi di saham, saya menilai untuk saat ini IHSG akan berada di zona hijau dalam jangka pendek. Namun jika nantinya omicron justru memicu kekuatiran baru, saya menilai masih akan ada saham-saham pilihan di sektor kesehatan yang layak untuk dibeli, meskipun kinerja IHSG nantinya tidak sebaik kinerjanya saat ini,” tambahnya.

Sementara untuk investasi di komoditas emas, Gunawan menilai strateginya tidak berubah. Yang  perlu dilakukan adalah mewaspadai kemungkinan kenaikan suku bunga acuan The FED, maupun kebijakan lain seperti tapering yang dilakukan Bank Sentral AS. 

Sementara itu, harga energi dunia yang masih dalam tekanan akibat kekuatiran melemahnya laju pertumbuhan ekonomi global tetap menjadi fokus saat ini. Sehingga saham sektor enerji masih akan berfluktuasi termasuk juga harga komoditas energi pada umumnya. 

“Sedangkan untuk komoditas lainnya seperti sawit harganya juga masih wait and see, menanti perkembangan baru terkait ekonomi global, kebijakan bank sentral hingga penanganan Omicron di banyak negara,” tutupnya. *(ika)