Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ini Lima Kampung Perikanan Budidaya yang Dicanangkan KKP di Kepri

Pencanangan Kampung Perikanan Budidaya di Kepri  secara simbolis dilakukan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya di lokasi Desa Tembeling Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri. suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Kepri| Kementerian Kelautan dan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mencanangkan lima kampung perikanan budidaya di Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (2/4/2022). 

“Upaya ini dilakukan agar tersebarnya pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas unggulan sesuai dengan potensi kawasan, pola segmentasi aktivitas usaha budidaya perbenihan, pembesaran dan pemasaran,” kata  Direktur Jenderal Perikanan budidaya, Tb Haeru Rahayu dalam keterangan resminya, Minggu (3/4/2022).

Menurut Tebe-sapaan akrabnya, dengan konsep pengelolaan usaha budidaya dalam satu kawasan dengan komoditas tertentu, melalui manajemen teknis dan usaha yang dikelola dengan kolaborasi bersama akan meningkatkan produktivitas dengan mengedepankan kelestarian  lingkungan. 

"Saya sangat bahagia di Kepri ini, selain terlihat geliat budidaya ikan laut dan yang paling penting adalah sinergitas dari semua stakeholder. Karena sinergitas adalah kunci utama agar harapan dari program kampung perikanan budidaya laut yang berpotensi ekspor di Kepri ini akan terwujud,” jelasnya. 

Adapun kampung perikanan budidaya yang ditetapkan di Kepri untuk tahap pertama di Tahun 2022 ini adalah, Kampung Kerapu di Desa Air Sena Kecamatan Siantan Tengah Kabupaten Kepulauan Anambas, Kampung Kakap di Desa Karas, Pulau Abang, Sijantung, Rempang Cate, Galang Baru Kecamatan Galang Kota Batam.

Kemudian, Kampung Rumput Laut di Desa Keban, Rawa Jaya, Sugie, Nyiur Permai, Kecamatan Sugie Besar Kabupaten Karimun, Kampung Rumput Laut di Desa Pelakak Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga dan Kampung Bawal Bintang di Desa Tembeling Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan. 

“Dengan adanya lima kampung perikanan budidaya di Kepri ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas komoditas unggulan ekspor seperti kerapu, kakap, bawal bintang dan rumput laut yang menjadi peluang emas untuk meningkatkan pasar ekspor sehingga menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir,” kata Tebe lagi.

Pasalnya, lanjut Tebe, Kepri sangat dekat dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, ditambah lagi, data yang diperoleh wilayah perairan Provinsi Kepri sebesar 96%. 

Potensi lahan perairan laut yang sangat luar biasa untuk kegiatan marikultur pesisir dengan jumlah rumah tangga pembudidaya terbanyak di Kabupaten Bintan. 

“Dengan adanya kampung budidaya ikan laut, selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat daerah, Kepri juga bisa menjadi sentra eksportir produk kelautan dan perikanan,” ujar Tebe berharap.

Terlihat sinergitas yang luar biasa, selain pihak pemerintah juga terlihat dari para pihak  seperti dari PT Telkom melalui aplikasi platform digital dan dari perbankan PT Bank Negara Indonesia (BNI).

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri, Tengku Said Arif Fadillah, menambahkan,  program kampung perikanan budidaya dari KKP sangat sejalan dengan apa yang  diinginkan. 

“Kami menyambut baik dan terima kasih sekali kepada KKP atas terpilihnya Kepri masuk dalam program nasional kampung perikanan budidaya dengan komoditas budidaya laut yang berpotensi ekspor,” tutur Arif.

Pihaknya, kata dia,  akan terus mendorong serta berkolaborasi dengan semua stakeholder baik hulu maupun hilir. 

“Besar harapan kami, dengan pembentukan kampung perikanan budidaya di Kepri ini akan berdampak pada peningkatan produksi perikanan budidaya dan peningkatan ekonomi masyarakat pesisir, ketahanan pangan serta peningkatan asupan gizi masyarakat, serta adanya multiplier effect  terhadap pembangunan daerah,” ujarnya. 

Di lokasi yang sama, Azlan selaku ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Maju Jaya,  di Kecamatan Bintan Kabupaten Bintan mengucapkan terima kasih kepada KKP atas dicanangkan kampung budidaya di Desa Tembeling sebagai kampung bawal bintang. 

“Memang sangat cocok sebagai kampung bawal bintang karena semua orang suka dengan ikan bawal bintang dari Desa kami, baik dari masyarakat lokal maupun wisatawan asing,” ungkap Azlan.

Azlan menambahkan ikan bawal bintang sangat menjanjikan, karena harganya sangat tinggi dan dapat menarik wisatawan asing karena rasanya yang sangat gurih sehingga mereka sangat senang konsumsi ikan bawal bintang. 

Selain itu ikan bawal bintang sangat mudah dipelihara dan harga pasar bisa tembus sampai Rp120-130 ribu per kg. 

“Kelompok kami bisa berhasil panen sebanyak 2,5 ton atau dengan nilai perolehan sekitar Rp260 juta. Dari hasil panen tersebut kami bisa membeli benih lagi dan kelompok kami juga bisa membeli kendaraan produksi, salah satunya untuk mengantar hasil panen ke pembeli,” terang Azlan. 

Sementara itu, Kepala BPBL Batam, Ikhsan Kamil mengatakan, pencanangan kampung perikanan budidaya di Kepri sebagai implementasi pengembangan budidaya laut dengan komoditas utamanya seperti kerapu, kakap, bawal bintang dan rumput laut.

Emil menjelaskan BPBL Batam dalam mendukung program kampung perikanan budidaya di Kepri ini, memberikan stimulan kepada kelompok pembudidaya ikan antara lain benih ikan bawal bintang sebanyak 95.500 ekor dan benih ikan kakap putih sebanyak 164.900 ekor.

Selain itu, untuk memulai program kampung budidaya perikanan di Kepri ini, KKP melalui DJPB telah melakukan tebar benih ikan bawal bintang hasil dari pembenihan BPBL Batam sebanyak 35 ribu ekor, di kampung bawal bintang Desa Tembilang bersamaan dengan pencanangan kampung perikanan budidaya. * (putri)