Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Atasi OPT pada Porang dan Talas, Kementan Anjurkan Penggunaan Pestisida Nabati

Webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani Episode 441 yang bertajuk Pengelolaan Hama dan Penyakit Porang dan Talas, kemarin Senin (9/5/2022). suaratani.com - ist 
   

SuaraTani.com - Jakarta| Untuk mengatasi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman porang dan talas, Kementerian Pertanian (Kementan) menganjurkan petani untuk menggunakan pestisida  nabati.  

"Salah satu upaya penanganan hama dan penyakit sekaligus meningkatkan produksi yakni harus mengurangi penggunaan pestisida yang bersifat kimiawi. Pengurangan penggunaan pestisida kimia secara masif dapat menyelamatkan pertanaman dari kegagalan panen, akan tetapi penggunaan pestisida kimia yang terus menerus dan dalam jumlah yang tinggi dapat merugikan alam dan manusia sendiri," ujar Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi dalam webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani Episode 441 yang bertajuk Pengelolaan Hama dan Penyakit Porang dan Talas, Senin (9/5/2022), di Jakarta.  

Dengan cara ini, kata Suwandi, dampak negatif penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan lingkungan dapat dikurangi. Untuk itu perlu digalakkan budidaya pertanaman bebas residu, terutama ditujukan terhadap kualitas hasil panen. 

“Kedepannya saya berharap agar penanaman tanaman pangan bebas residu ini akan terus dapat meningkatkan produksi para petani. Hal ini seiring dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yaitu segala daya upaya harus dilakukan demi ketersediaan pangan di Indonesia dan kesejahteraan para petani di negeri kita,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Peneliti Ahli Utama Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (Balitkabi), Yusmani Prayogo menjelaskan  OPT yang sering terjadi pada komoditas talas adalah kutu daun, ulat pemakan daun, ulat tanduk, serangga penghisap, tungau merah, kutu kebul, ulat grayak, penyakit hawar daun, busuk umbi, dan busuk. 

Menangani OPT ini, penggunaan biopestisida merupakan hal yang harus digencarkan. Karena penggunaan biopestisida tidak menyebabkan resistensi dan resurgensi OPT sasaran serta mudah terdegradasi di alam sehingga tidak memberikan paparan residu.

Peneliti Balitkabi, Alfi Inayati menambahkan dalam mengendalikan OPT Porang langkah preventif yang dapat dilakukan adalah dengan pembersihan lahan, pemilihan bahan tanam bebas patogen, jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pembuatan drainase, eradikasi tanaman sakit dan aplikasi jamur antagonis. Dalam pembuatan pestisida nabati secara sederhana, bahan-bahan yang harus disediakan antara lain adalah bahan tanaman sumber pestisida nabati, deterjen, air, dan alkohol 70%. 

“Selain itu alat-alat yang harus disediakan adalah timbangan, alat pemanas, blender, saringan, panci, pisau, gunting, nampan, toples, dan lainnya. Jadi sangat penting pestisida nabati untuk menangani hama dan penyakit pada tanaman. Petani harus kita dorong agar tidak bergantung pada bahan-bahan kimia,” katanya. 

Perlu diketahui, talas termasuk umbi yang banyak diolah menjadi aneka makanan ringan, seperti keripik. Selain diolah menjadi keripik, talas juga biasanya diolah dengan cara direbus atau dikukus untuk membuat kue tradisional. Seperti umbi pada umumnya, porang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. 

Namun keunggulan porang dari tanaman umbi lainnya adalah kandungan glukomanan yang relatif tinggi, dimana glukomanan ini banyak digunakan dalam industri obat, makanan dan minuman, kosmetika, bahan perekat/lem, minuman penyegar, pertambangan, bahan dasar industri perfilman, industri pesawat terbang, industri tekstil, dan lain-lain. Hal inilah yang membuat Porang sangat diminati pasar ekspor. * (junita sianturi)