Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Harga Emas Tersungkur Setelah Bank Sentral AS Naikkan Bunga Acuan

Harga emas diprediksi akan terus terpuruk seiring kebijakan The FED menaikkan suku bunga acuan.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Harga emas dunia belakangan ini mengalami tekanan hebat seiring dengan kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral AS pada pekan lalu yang menaikkan bunga acuan sebesar 50 basis poin. Kenaikan bunga acuan tersebut membuat aset dalam mata uang US Dolar lebih menarik dan memicu aksi jual pada emas.

Pemerhati ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan, harga emas sebenarnya dalam tren turun sejak pertengahan April kemarin. Penurunan harga emas terkait dengan ekspektasi pasar yang menilai bahwa Bank Sentral AS akan menaikan bunga acuannya secara agresif. Nah, setelah The FED atau Bank Sentral AS menaikan bunga acuan sebesar 50 basis poin, lantas harga emas pun bergerak dalam tren turun.

Saat ini emas ditransaksikan di kisaran level US$1.849 per ons troy. Kalau dikonversi ke Rupiah dengan mengacu pada kurs mata uang Rupiah terhadap US Dolar hari ini di kisaran 14.550 per US Dolar, maka harga emas berada dikisaran Rp867 ribu per gram. 

“Itu adalah kisaran harga saat kita membeli logam mulia tersebut, tetapi harga jual emas bisa lebih rendah dari Rp800 ribu per gram pada saat ini,” kata Gunawan Benjamin di Medan, Rabu (11/5/2022).

Gunawan memperkirakan tekanan harga emas pada dasarnya masih akan berlangsung lama seiring dengan ekspektasi kenaikan bunga acuan bank sentral tersebut. Sejauh ini Bank Sentral AS diperkirakan masih akan terus menaikkan bunga acuannya secara agresif. The FED tidak akan berhenti setelah menaikkan bunga acuan sebesar 50 basis poin sebelumnya.

Selama ada tren kenaikan bunga acuan maka emas pada dasarnya dalam tekanan. Tetapi ada beberapa hal yang membuat emass bisa saja bebalik menguat. Perang menjadi salah satu pemicu yang bisa membuat harga emas pulih. Selain itu inflasi yang tinggi yang terjadi di banyak Negara juga turut berpeluang mengerek kenaikan harga emas nantinya.

Akan tetapi untuk sementara waktu dengan sejumlah sentimen saat ini, Safe haven tengah berpihak pada mata uang US Dolar akibat kenaikaan bunga acuan tersebut. 

“Dan untuk sementara harga emas masih akan berada dalam tren bearish atau melemah, hingga nanti ada sentimen baru khususnya terkait dengan perkembangan perang Rusia – Ukraina, atau kinerja inflasi yang memburuk terus terjadi disaat sejumlah asset di pasar keuangan global mencapai harga dalam titik tertinggi,” pungkasnya. *(ika)