Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mitra Strategis Serikat Buruh dan PKS untuk Sawit Indonesia Berkelanjutan

Ketua Serbundo, Herwin Nasution, saat memaparkan materi dalam seminar dan dialog sosial multistakeholder, di Grand City Hall, Selasa (5/7/2022).suaratani.com-rag

 SuaraTani.com – Medan| Serikat buruh dan pengusaha merupakan mitra strategis dalam mewujudkan sawit Indonesia berkelanjutan. Salah satu langkah yang harus dilakukan dengan membangun atau mengembangkan dialog sosial untuk mencapai kesejahteraan dan saling menguntungkan. 

Pentingnya dialog sosial, membuat Organisasi Penguatan dan Pengembangan Usaha-Usaha Kerakyatan (OPPUK), DPP Federasi Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (F-Serbundo), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) serta pemerintah menyuarakannya dalam seminar dan dialog sosial multistakeholder “Memperkuat Serikat Buruh sebagai Mitra Strategis Perusahaan Kelapa Sawit (PKS)" di Grand City Hall Medan, Selasa (5/7/2022). 

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Nasional bidang Ketenagakerjaan, Sumarjono Saragih, mengatakan, langkah memperkuat serikat buruh sebagai mitra strategis perusahaan demi mewujudkan kerja layak untuk sawit Indonesia berkelanjutan, dengan menyerukan persoalan gender dan sawit Indonesia ramah anak, status pekerjaan, upah, dialog sosial, K3 serta pengawasan pemerintah. 

"Saat ini yang sedang dilakukan adalah gerakan sebagai kampanye atau promosi kepada pengusaha serta buruh perkebunan tentang gender dan sawit Indonesia ramah anak melalui buku yang akan diterbitkan. Agar anak kita di perkebunan itu dilindungi dan fasilitas yang didapat juga nyaman. Termasuk perempuan. Pemerintah juga sudah mengeluarkan UU TPKS," ujarnya. 

Sejalan dengan itu, Ketua Umum Serbundo, Herwin Nasution, mengatakan pihaknya juga melakukan peta jalan menuju serikat buruh perkebunan kelapa sawit yang mandiri dan kuat melalui kerja sama multistakeholder ini. 

"Serbundo mencoba membangun dialog sosial antara buruh, serikat buruh, pengusaha dan pemerintah. Bagaimana yang selama ini ada perbedaan mencoba membangun persamaan untuk menghasilkan tujuan kesejahteraan buruh dan industri sawit terus beroperasi dengan baik," sebutnya. 

Ia menambahkan, Serbundo pun melakukan penguatan dengan pengorganisasian, advokasi perubahan kebijakan, jaringan di tingkat nasional dan internasional serta perlindungan perempuan dan anak. 

"Serbundo berkomitmen dalam memperjuangkan hak-hak buruh perempuan dan anak buruh di sektor perkebunan kelapa sawit," urainya. 

Melalui dialog sosial ini, lanjutnya, bisa menghasilkan regulasi yang bisa mengakomodir. Dengan harapan, dialog sosial ini bisa  menyatukan pandangan untuk sawit Indonesia, sehingga tidak menimbulkan konflik. 

"Dialog ini baru diawal. Kita akan membangun dialog secara berkelanjutan hingga ketingkat nasional," ungkapnya. 

Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Ketenagakerjaan Sumatera Utara, Makmur Tinambunan, menjelaskan salah satu peran pemerintah, menstimulasi dialog antara pengusaha dan pekerja. "Jadi kita bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," ungkapnya. 

Akademisi USU, Agusmidah, menambahkan, dengan adanya dialog sosial yang dilakukan antara serikat buruh dan pengusaha bukan lagi membahas tentang konflik, tetapi negosiasi, akomodatif dan tahap kerjasama.

"Tahap kerjasama yang paling ideal dan maju dalam hubungan pekerja, manajemen dan pengusaha karena banyak peran peningkatan, efisien, efektivitas, produktivitas dan semangat kerja pekerja. Hubungan kerja ini dapat terjalin berdasarkan prinsip saling menghormati, mendukung dan menempatkan diri pada posisi pihak lain dan melakukan tindakan saling menguntungkan," ungkapnya. *(rag)