Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Meski Bertumbuh, Ekonomi Sumut Dinilai Tidak Baik-baik Saja

Pemerhati ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Perekonomian Sumatera Utara (Sumut) yang bertumbuh 4,7% di triwulan II jika dibandingkan triwulan I tahun 2021 dinilai belum menunjukkan kondisi yang baik.

Hal ini menurut pemerhati ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin dikarenakan inflasi yang juga bergerak naik. Di periode yang sama, inflasi Sumut tercatat sebesar 5.61%.

“Inflasinya sangat tinggi, sehingga kontribusi belanja rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi tidak terlihat. Padahal kontribusi belanja rumah tangga ini memberikan sumbangsih sekitar setengah dari total pertumbuhan ekonomi,” ujar Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (5/8/2022).

Dengan daya beli masyarakat yang tergerus inflasi belakangan ini, maka motor penggerak ekonomi bersandar pada belanja pemerintah. Kalau dilihat dari sisi lapangan usaha, sektor pergudangan dan transportasi, penyediaan akomodasi dan makan minum, konstruksi, dan adiministrasi pemerintahan yang mengalami pertumbuhan fantastis. Sementara sektor lainnya tumbuh tapi terlihat stagnan.

Akan tetapi, pertumbuhan tersebut banyak dikendalikan oleh kebijakan anggaran. Kalau hanya mengharapkan transportasi dan penyediaan akomodasi sebagai murni perputaran ekonomi masyarakat. 

“Maka saya berkesimpulan bahwa ekonomi Sumut memang tumbuh, tapi sedang tidak baik baik saja,” katanya.

Gunawan memprediksi, inflasi Sumut hingga tutup akhir tahun nanti diperkirakan berada dalam rentang 4.6 hingga 4.9%. Namun, pertumbuhan ekonomi hingga tutup tahun nanti, masih belum diketahui pergerakannya, apakah mampu didorong dengan belanja pemerintah saja, sementara belanja masyarakat sudah tidak bisa diharapkan lagi, karena menyisakan natal dan tahun baru yang menjadi pembuktian selanjutnya.

Sementara untuk kinerja ekspor ini memang masih menggeliat. Tetapi Gunawan mengingatkan ancaman serius berada di depan mata. Masalah geopolitik sekarang ini berpotensi meluas terjadi antara China, Taiwan dan AS. Dan China merupakan mitra dagang strategis Sumut.

“Jadi kita masih berhadapan dengan situasi yang tidak pasti. Pertumbuhan ekonomi Sumut ini bukan indikator bahwa kedepan kita akan selamat dari stagflasi atau mungkin resesi. Belum bisa memastikan bahwa Sumut akan mampu mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi, serta meredam tekanan inflasi,” pungkasnya. *(ika)