Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kesiapan Ekspor Sarang Burung Walet DWS Masuki Tahap Audit, Siap Ekspor 24 Ton Setahun

Komisaris PT DWS Handoko memberikan cinderamata kepada Kepala Karantina Pertanian Kualanamu, Lenny Hartati Harahap atas monitoring dan kesiapan ekspor PT DWS. suaratani.com - junita sianturi

SuaraTani.com – Deliserdang| Kepala Karantina Pertanian Kualanamu, Lenny Hartati Harahap mengatakan, kesiapan ekspor sarang burung walet milik PT Damai Walet Sentosa (DWS) sudah memasuki tahap audit.

“Ke depannya Karantina Pertanian Medan terus melakukan pendampingan untuk audit internasional ini,” ucap Lenny kepada wartawan saat mendampingi Irjen Kementan, Jan Samuel Maringka melakukan  kunjungan ke industri pengolahan sarang burung walet milik PT Damai Walet Sentosa (DWS) di Jalan Teruno Joyo, Dusun X, No 8, Desa Cinta Rakyat, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (16/9/2022).

Menurut Lenny, sarang burung walet yang diproduksi oleh PT DWS akan diekspor ke China. Dan, sejauh ini langkah yang sudah dilakukan pihak perusahaan sudah mendaftar ke GACC, tinggal menunggu audit. 

“Dengan adanya audit ini ekspor kita akan semakin meningkat dari Sumatera Utara terutama dari Deliserdang ini,” ucap Lenny.

Lenny mengatakan, perusahaan sarang burung walet yang sudah mendaftar ke GACC dari Kabupaten Deliserdang masih satu perusahaan saja. Tapi dari Sumut, sudah ada tiga.

“Sekarang ini ada satu untuk lolos ke GACC termasuk 049 (nomor pendaftaran) PT DWS,” kata Lenny.

Dengan kedatangan Irjen Kementan ini kata Lenny, semakin mendorong Gratieks Sumut.

Sementara itu, Direktur Utama PT DWS,  Nelly Sudarty, didampingi Komisaris DWS, Handoko mengatakan, target ekspor sarang burung walet yang akan mereka lakukan sebanyak 24 ton per tahun. Dengan Negara tujuan China.

Produksi yang ada sekarang ini, menurut Nelly, masih memenuhi pasar lokal. 

“Tetapi, kalau sudah ekspor karena tujuan utamanya adalah ekspor, maka semua produksi akan diekspor. Kalau tetap mengisi pasar lokal maka persaingan itu (lokal) tidak sehat,” sebutnya.

“Maka kenapa kami selalu terus menggencarkan pemerintah setempat terutama pihak Karantina Pertanian dan juga dukungan Pak Irjen Jan Maringka agar dokumen kami segera diserahkan ke KBRI Beijing, China untuk diteruskan ke GACC China,” kata Nelly.

Dengan begitu, kata dia, PT DWS bisa diaudit sesegera mungkin.

“Karena kami benar-benar telah siap baik dari segi dokumen dan juga dari sumber daya manusia. Makanya kami menginginkan secepat mungkin. Setiap saat kami standby,” ujar Nelly berharap.

Begitu surat dari GACC lulus, maka pihaknya langsung bisa produksi dan satu bulan bisa produksi sarang burung walet sebanyak dua ton.

Dalam kesempatan itu, Kepala Karantina Pertanian Kualanamu, Lenny Hartati Harahap, mengatakan, sesuai data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Badan Karantina Pertanian melalui Karantina Pertanian Medan,  ekspor  Sarang Burung Walet sebanyak 40,562 ton.

Jumlah itu, sebut Lenny, mulai bulan Januari hingga Juli tahun 2022 dengan frekuensi pengiriman sebanyak 196 kali dan nilai ekonomisnya mencapai Rp581,418 miliar. 

Sementara pada periode tahun 2021 ekspor sarang burung walet telah berhasil mencatat sebanyak 301,058 ton dengan frekuensi 1.313 kali dan perolehan nilai ekonomi Rp3,723 triliun.

“Sehingga tahun 2022, ekspor SBW periode Agustus  sampai Desember targetnya harus meningkat,” ujar Lenny. 

Adapun negara tujuan ekspor sarang burung walet asal Sumut ini kata Lenny, di antaranya Amerika, Australia, China, Hongkong, Jepang, Makao, Malaysia, Prancis, Singapura, Taiwan dan Vietnam.

"Jadi, pada semester  kedua tahun 2022 ini ekspor komoditas sarang burung walet Sumut harus terus kita pacu, karena saat ini juga kebutuhan  pasar Internasional terhadap sarang burung walet Sumut masih cukup tinggi " ungkap Lenny Hartati Harahap. * (junita sianturi)